Home Ekonomi Jelang Nataru, Harga Komoditas Inflasi di Tegal Mulai Naik

Jelang Nataru, Harga Komoditas Inflasi di Tegal Mulai Naik

Tegal, Gatra.com - Harga sejumlah komoditas penyumbang inflasi di Kota Tegal, Jawa Tengah mulai merangkak naik menjelang akhir tahun. Kenaikan diperkirakan akan terus terjadi mendekati Natal dan Tahun Baru (nataru).

Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan yakni telur, beras, daging ayam, dan bawang merah. Kenaikan di antaranya diungkapkan salah satu pedagang sembako di Pasar Pagi Kota Tegal, Agus (45).

"Yang naik harganya telur. Dari normalnya Rp20 ribu sampai Rp21 ribu per kilo. Sekarang harganya Rp23 ribu. Kalau bahan pokok lainnya masih stabil. Beras naik juga, tapi tidak banyak kenaikannya," kata Agus, Jumat (29/11).

Menurutnya, kenaikan tersebut terjadi karena permintaan yang meningkat. Kenaikan ini diperkiran masih akan terjadi jika mendasari pengalaman tahun-tahun sebelumnya setiap menjelang akhir tahun.

"Kenaikannya bisa sampai Rp5 ribu. Tapi kenaikan harga paling tinggi tidak sampai Rp30 ribu," ungkap Agus.

Pedagang daging ayam, Wainah (47) mengatakan, harga daging ayam ras mengalami kenaikan dari Rp35 ribu per kg menjadi Rp40 ribu per kg. "Akhir tahun ini memang naik harganya. Kemungkinan juga masih akan naik seperti tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Kenaikan harga juga dialami komoditas bawang merah dan cabai. Menurut salah satu pedagang sayur, Isah (40), harga bawang merah naik menjadi Rp25 ribu dari sebelumnya Rp12 ribu per kilogram (kg).

"Sudah sebulan ini harganya naik karena pasokan kurang. Di petaninya belum panen," ungkapnya, Jumat (29/11).

Sedangkan komoditas cabai menurut Isah harganya masih relatif stabil. Dia mengungkapkan, harga cabai merah keriting Rp25 ribu per kg, cabai merah besar Rp18 ribu per kg, cabai rawit merah Rp40 ribu per kg, cabai hijau besar Rp15 ribu per kg, cabai rawit putih Rp25 ribu per kg.

"Kalau cabai masih normal. Tapi biasanya pas mau Natal naik harganya. Rata-rata naiknya bisa sampai Rp5 ribu. Bawang merah juga, bisa naik sampai Rp30 ribu," ujar Isah.

Terpisah, Manajer Unit Assesment, Ekonomi, dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Henry Nosih Saturwa mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas patut diwaspadai menjelang Natal dan Tahun Baru, utamnya komoditas penyumbang inflasi.

"Kami terus berkoordinasi dengan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) untuk mengantisipasi kenaikan harga dan mengendalikan inflasi. Fokusnya pada 4K, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi efektif, dan keterjangkauan harga," ujarnya.

Berdasarkan data BI Tegal, pada periode Natal dan Tahun Baru empat tahun terakhir, komoditas penyumbang inflasi di wilayah eks Karesidenan Pekalongan yakni telur ayam, beras, bawang merah, daging ayam, melon, cabai merah, dan cabai rawit.

"Tujuh komoditas utama penyumbang inflasi itu perlu menjadi perhatian menjelang Natal dan Tahun Baru," ujar Henry.

Pada Oktober 2019, inflasi di Kota Tegal tercatat sebesar 0,13 persen (month to month). Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pergerakan inflasi secara year on year mencapai 2,72 persen. "Inflasi masih terkendali,," kata Henry.

124