Home Politik Analisis Akbar Tandjung Terkait Turunnya Suara Golkar

Analisis Akbar Tandjung Terkait Turunnya Suara Golkar


Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tandjung membeberkan alasan mengenai tren suara Golkar yang turun di Pemilu 2019. Sedikitnya ada dua hal yang diduga menjadi penyebabnya.

Pertama, Akbar menilai Golkar lalai mengkaji atau mengevaluasi kekurangan partainya. Hal itu berdampak pada kurang fokusnya partai untuk merincikan apa yang seharusnya menjadi agenda utama.

"Fokus untuk menghadapi agenda berikutnya jika kita bisa bangun soliditas partai. Kemudian menyiapkan kader untuk jadi penerus dan angkat isu-isu yang sejalan dengan aspirasi rakyat," ujar Akbar di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar, Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Rabu (4/12).

Kedua, adanya perpecahan di dalam tubuh Golkar. Akbar bahkan menyebut adanya kader yang tertangkap tangan (OTT) KPK turut menurunkan kredibilitas partai.

Akbar melanjutkan, mengajukan nama untuk Pilpres 2024 saat Munas adalah hal yang cukup gegabah. Menurutnya, menjual sosok calon presiden juga tidak akan mendongkrak suara Golkar saat pemilu nanti.

"Pengalaman kita juga mengatakan begitu. Sama pada tahun berapa itu, kita mencalonkan ARB (Aburizal Bakrie) sebagai presiden, tetapi perolehan suara kita turun. Itu jadi enggak fokus apa yang menjadi agenda utama kita. Kita pernah jadi pemenang pada tahun 2004, sehingga fokus kita di situ saja," tuturnya.

Sebelumnya, Akbar Tandjung meminta Partai Golkar untuk lebih fokus menaikkan suara partai ketimbang memikirkan Ketum Golkar sekaligus calon petahana, Airlangga Hartarto untuk maju dalam Pilpres 2024. Diketahui, suara Golkar di Pemilu 2019 anjlok dibandingkan pemilu sebelumnya.

"Kalau menurut saya, yang jadi prioritas, tugas utama kita ke depan adalah menaikan perolehan suara Golkar. Syukur-syukur kita kembali jadi pemenang," kata Akbar.

Akbar berpendapat, ada waktu khusus untuk membahas capres dari Golkar. Menurutnya terlalu dini jika dibicarakan di Munas saat ini.

"Nanti ada waktunya akan kita bicarakan, kalau pagi-pagi sekali kita bicarakan itu, nanti kita tidak fokus. Lebih baik kita fokus dulu apa yang jadi kepentingan utama organisasi kita, yaitu kita naikkan perolehan suara dan Insyallah kita jadi pemenang," tandasnya.

Tercatat ada 150 kursi DPRD Kabupaten/Kota yang berkurang di Golkar dibanding pemilu sebelumnya. Tidak hanya di DPRD, suara Golkar di DPR RI juga mengalami penurunan. Dari 91 kursi pada Pemilu 2014, partai berlambang beringin itu hanya mengantongi 85 kursi pada Pemilu 2019. 

324