Home Ekonomi Menkeu Nilai Perang Dagang AS-Cina Tak Bisa Ditebak Ujungnya

Menkeu Nilai Perang Dagang AS-Cina Tak Bisa Ditebak Ujungnya

Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menilai, perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan Cina saat ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditebak ujungnya. Sebab, pada suatu ketika, salah satu negara telah mengatakan, bahwa perang dagang akan berakhir, namun tak lama setelahnya kesepakatan tidak jadi terealisasi.

"Lingkungan dimana kita berada dan beroperasi dari sisi ekonomi memang tidak pasti. Kemarin kita sudah berharap akan ada deal antara AS dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok/Cina). Namun tiba-tiba ada perkembangan di Hong Kong, dan katanya agreement sama hina nanti saja lah seusai Pemilu 2020. Kita dihadapkan kepada situasi berharap, kecewa, berharap, kecewa," ujar dia saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (4/11).

Selain itu, kondisi politik yang tidak pasti karena adanya Brexit Inggris juga telah menyebabkan kondisi ekonomi dunia semakin tertekan.

Karena ketidakpastian itu, menurut Sri Mulyani, yang kemudian membuat kepercayaan diri dunia usaha menurun. Terlebih, saat ketidakpastian tersebut hadir dalam pola dan frekuensi yang begitu cepat berubah.

"Hari ini kita percaya proyeksinya begini, besok bisa berubah sama sekali. Ini pemberat dari kemajuan ekonomi dunia," imbuh dia.

Oleh karenanya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melanjutkan, ketika ketidakpastian global terus berlanjut, maka ancaman resesi akan semakin mungkin terjadi.

Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 3 persen pada 2019, turun jika dibandingkan tahun sebelumnya, yang tumbuh sebesar 3,6 persen.

"Kalau ekonomi dunia sudah (tumbuh) 3%, itu sudah dekat dengan resesi atau sudah resesi. Dunia terdiri dari negara maju dan berkembang, biasanya negara berkembang tumbuh lebih tinggi. Sekarang berarti sudah all across the board, berarti semua negara melemah," pungkas Sri Mulyani. 

89