Home Gaya Hidup Menziarahi Kenangan Lewat Buku Surat Dari Medan

Menziarahi Kenangan Lewat Buku Surat Dari Medan

Medan, Gatra.com - Dalam 342 halaman, Soekirman menuliskan tentang kekuatan surat menyurat di masa lalu. Peran surat bukan hanya sebagai media komunikasi. Melainkan jembatan mengungkapkan isi hati, berbagai ilmu dan motivasi. 
 
Buku yang ditulis oleh Bupati Serdang Bedagai tersebut memuat sejumlah surat-surat yang dikirimkan dan yang diterima di abad ke 19 dan awal abad 20. Dalam buku itu digambarkan fungsi dan pentingnya surat masa lalu. 
 
Kala itu, jaringa teknologi komunikasi belum mengenal pengiriman elektronik berbasis jaringan internet. Sehingga fungsi surat menyurat sangat penting untuk membangun komunikasi dan silaturahmi sangat penting. 
 
Soekirman menggambarkan bahwa surat pada masa itu menjadi media sosial dengan istilah sahabat pena. Surat menyurat dikalangan kaum muda dapat membuat saling mengenal dan berbagi pengalaman. Membangun jaringan antar kota, antar pulau bahkan antar negara. 
 
Yang menjalani dunia surat menyurat pada masa itu merupakan orang-orang yang dikategorikan berpendidikan. Serta sudah memahami pentingnya literasi. Karena lewat suratlah terbangun jaringan sosial, politik, dan berbagai kepentingan. 
 
Tentu untuk saat ini, surat menyurat menggunakan media kertas dan mengirimkan lewat jasa pos sudah sangat jarang. Namun buku ini mengajak pembaca untuk menghargai dunia komunikasi dan literasi. 
 
Lewat buku Surat Dari Medan, Soekirman mengajak pembaca untuk menziarahi masa lalu yang telah dikubur zaman. Pembaca diajakan untuk merasakan jejak dunia tulisan masa lalu. Bagi pembaca yang melewati masa tersebut akan terkenang. 
 
Namun bagi generasi milenial yang tidak pernah menjejaki era itu akan merenung dan menggambarkan dalam bayangan seperti apa fungsi surat pada masa lalu. Karena dalam buku itu Soekirman juga mengoreskan sejumlah tulisan tentang perjalanan surat yang dikirim dan yang diterimanya.
 
Sangat menarik, buku yang diterbitkan Bangun Bangsa,  Yogyakarta ini. Karena memberikan gambaran betapa pentingnya membangun komunikasi. Serta dampak positif dari berbagai pengalaman lewat surat. 
 
Bukan sekedar saling menyapa, Soekriman juga menjelaskan bahwa surat menjadi tempat rangkaian huruf demi huruf yang menjelma membentuk kata dan teruntai menjadi kalimat. Lewat surat, Soekirman mengungkapkan kebahagian, lewat surat juga Soekirman menggoreskan kegelisahan. 
 
Buku yang tulis oleh Soekriman mempertegas bahwa surat menyurat bukan sekedar mengirimkan lembaran kertas. Tetapi media untuk memberitahukan perasaan. Mulai dari rasa bahagia, sedih, khawatir dan cemburu.
305