Jakarta, Gatra.com – Anggota Dewan Pembina Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Widjanarka mengatakan konsumen menginginkan energi yang mudah diakses dan murah pembiayaannya serta punya kualitas baik. Sebab, lanjutnya, persoalan yang dihadapi oleh konsumen saat ini adalah harga, kualitas dan ketersediaan pasokan serta jaminan atas penggunaannya.
“Persoalan yang dihadapi oleh konsumen adalah harga, kualitas dan ketersediaan (terjaminnya pasokan) serta penjaminan atas penggunaannya. Oleh karena itu, konsumen ingin energi murah, mudah diperoleh serta berkualitas, dan kalau memang ada pengganti fosil yang memenuhi kriteria, pasti langsung diterima masyarakat,” katanya saat ditemui di Jakarta Pusat, Minggu (8/12).
Sehingga, kata Widjanarka mengatakan perlu ada keterlibatan yang rumit apabila akan ikut sertakan konsumen dalam pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT). Sebab, lanjutnya, mereka bukan hanya dilibatkan sebagai konsumen saja tetapi juga diperankan menjadi produsen pemilik dari EBT.
“Bicara konsumen, apabila masyarakat diminta berpartisipasi dan menerima ataupun menikmati EBT, perlu ada keterlibatan yang rumit. Bukan hanya konsumen tapi juga sebagai produsen pemilik EBT, contohnya ketika memasang panel surya di atap, masyarakat harus juga diedukasi wajibnya membersihkan kaca surya panel tersebut sehingga matahari yang diserap bekerja maksimal,” katanya
Kemudian juga, kata Widjanarka, apabila meminta masyarakat sebagai konsumen untuk kelola biogas, perlu diketahui tidak semua program tersebut berhasil. Terkadang, kata Widjanarka, persoalan biogas ini justru menjadi sumber permasalahan karena tidak ada kesepakatan seluruh masyarakat untuk waktu pengelolaannya secara komunal.
