Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso mengatakan, saat ini pihaknya tengah berfokus untuk mendongkrak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Caranya dengan meningkatkan penyaluran kredit di sektor informal melalui Bank Wakaf Mikro (BWM).

"Dengan cara begitu, kami harap akses keuangan bisa lebih cepat, sehingga memberikan dampak positif ke pembangunan," ujarnya dalam acara Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (10/12).

Wimboh melanjutkan, hingga saat ini, sudah ada 55 BWM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah nasabahnya mencapai 24.021 orang.

Meski sudah tergolong banyak, tetapi Wimboh mengatakan, BWM masih belum mempunyai ekosistem pembinaan mikro yang bagus. Utamanya dalam proses penjualan.

"Kekuatan sudah ada, tinggal bagaimana menghubungkan ini menjadi satu ekosistem pembinaan mikro, terutama proses penjualannya," katanya.

Oleh karena itu, ke depannya, OJK akan mengintensifkan pertumuan para anggota kelompok yang berjumlah sekitar 20 orang. Kemudian mereka diberikan pembinaan keuangan. Tidak hanya itu, OJK juga akan mengkaji sistem BWM, sehingga bisa berfungsi lebih maksimal.

Sementara itu, BWM merupakan lembaga keuangan nonformal yang unik. Lembaga itu lebih mengedepankan pembinaan. Selain itu, pembinaan di BWM juga dipelopori oleh beberapa tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pondok pesantren.

Seputar kinerja BWM, Wimboh melanjutkaan, saat ini Bank Wakaf telah didukung oleh teknologi digital, yang langsung terkoneksi dengan sistem pusat OJK.

"Kami akan selalu berupaya memperluas akses dan mempercepat akses dengan teknologi. Ke depannya, digitalisasi merupakan akses penting berikutnya," imbuh Wimboh.