Home Hukum Novel Baswedan: Kasus Saya Tidak Ada Perkembangan

Novel Baswedan: Kasus Saya Tidak Ada Perkembangan

Padang, Gatra.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan (KPK), Novel Baswedan bercerita mengenai kondisinya setelah disiram air keras pada 11 April 2017. Hal ini dilakukan usai melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid di dekat rumahnya. 

"Pertama kali saya diserang saya melapor. Saat saya masih terbaring di rumah sakit, dimintai keterangan dan menyampaikan semua kejadian dan informasi. Saya berpikir pelaku akan segera ditangkap," ucap Novel Baswedan dalam 'diskusi santuy' Refleksi Peringatan Hari Anti Korupsi dan HAM di Kota Padang. 

Tiga bulan berlalu, Novel menyampaikan ke publik, kasusnya tidak diungkap dengan benar, bahkan terdapat beberapa kejanggalan. Namun ia akan terus berjuang sampai pelaku diungkap. Hingga memasuki pertengahan Desember 2019, penyerang penyidik senior KPK ini tak kunjung terungkap dan masih menjadi misteri. 

Novel menyebut, banyak pertanyaan dari aparatur yang mengintervensi saksi seperti 'kamu dibayar berapa sama Novel untuk memoto', serta 'Kamu sudah minta izin belum untuk memoto itu' ditujukan kepada saksi, sehingga saksi menjadi takut untuk mengungkap kebenaran. 

Novel menilai, belum pernah ada perkembangan selama ini terhadap kasusnya. Beberapa saksi diintimidasi, kamera pengintai atau CCTV yang merekam pelaku tidak diambil, dan sidik jari pelaku yang tidak diperiksa. Padahal kasus yang menimpa dirinya bukanlah kasus yang sulit untuk diungkap, bahkan pihak kepolisian bisa mengungkapnya hanya dengan waktu tiga bulan saja. 

"Pengalaman saya sebagai penyidik, penyerangan terhadap saya bukanlah persoalan yang susah untuk diungkap. Paling lama tiga bulan, tetapi sudah hampir tiga tahun tidak ada perkembangan sama sekali," katanya. 

Novel menuturkan, penyerangan dilakukan secara terorganisir dan sistimatis, lalu dibentuklah tim gabungan. Anehnya, tim gabungan yang terdiri dari pakar, KPK, dan penyidik sebelumnya telah menangani kasusnya. 

"Kenapa lucu, apakah tim gabungan ini disuruh untuk memeriksa dirinya sendiri. Begitu banyak kejanggalan terjadi," sebutnya. 

128