Home Kesehatan Pemkab Tegal Tekan Angka Ibu Melahirkan dengan ANC Terpadu

Pemkab Tegal Tekan Angka Ibu Melahirkan dengan ANC Terpadu

Slawi, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal, Jawa Tengah melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka kematian ibu. Pada tahun ini terdapat 12 kasus angka kematian ibu saat melahirkan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Meliansyori mengatakan, pada tahun ini angka kematian ibu saat melahirkan menurun dibandingkan pada tahun lalu.

"Tahun 2018 ada 14 kasus. Tahun 2019 sampai dengan hari ini ada 12 kasus," kata Melansory saat dihubungi Gatra.com, Rabu (11/12).

Menurutnya, terdapat sejumlah penyebab terjadinya kasus kematian ibu saat melahirkan. Namun yang paling mendominasi yakni penyakit penyerta selama kehamilan. "Penyakit penyerta antara lain pendarahan dan pre eclamasi," ungkapnya.

Dinas Kesehatan, lanjut Meliansyori, terus melakukan upaya untuk menekan angka kematian ibu saat melahirkan. Di antaranya memberikan pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dan berkualitas baik di rumah sakit maupun puskesmas, screening ibu hamil resiko tinggi, dan pelatihan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (poned) bagi tenaga kesehatan di puskesmas.

"Dalam pelatihan poned, tenaga kesehatan diberikan pengetahuan terkait penanganan pasien bersalin dalam kondisi darurat sehingga kematian ibu saat proses melahirkan bisa dicegah," jelasnya.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga meningkatkan sinergitas tenaga kesehatan di tingkat desa, puskesmas hingga rumah sakit, serta melakukan pembinaan dari pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (ponek) ke poned.

"Pembinaan dari ponek ke poned dilakukan rutin ke puskesmas-puskemas untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga medis di puskesmas dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi," ujar Meliansyori.

Merujuk data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, sejak 2015 angka kematian ibu melahirkan menunjukkan penurunan. Pada 2015, tercatat ada 33 kasus. Jumlah itu turun pada 2016 menjadi 27 kasus dan 2017 kembali turun menjadi 14 kasus. Adapun angka kematian bayi menurun dari 262 bayi pada 2015 menjadi 172 bayi pada 2018.

317