_thumb.jpg "Koalisi Musisi Sepakat Palestina-Israel Bukan Konflik, Melainkan Genosida")
_thumb.jpg "Bagaimana Musisi Bersikap terhadap Gerakan Boikot Produk Terafiliasi Israel?")
_thumb.jpg "Koalisi Musisi Gelar Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS, Tunjukkan Solidaritas untuk Gaza")
Jakarta, Gatra.com - Satu Data Pertanian merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pertanian (Kementan). Untuk itu, Kementan bersama dengan Kementeiran Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nsional, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan Informasi Geospasial (BIG) tengah melakukan pendataan Satu Lahan Sawah sebagai langkah pertama mewujudkan Satu Data Pertanian.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengusulkan agar pemerintah fokus terlebih dahulu terhadap pendataan komoditas pertanian yang menjadi perhatian utama masyarakat.
"Kita fokus kepada komoditas yang jadi perhatian masyarakat yaitu padi, jagung, gula, dan sawit. Empat komoditas ini harus jadi perhatian," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Perisapan Pelaksanaam Program Pertanian Tahun 2020, Jakarta, Kamis (12/12).
Kecuk, sapaan akrabnya, mengatakan satu data kelapa sawit sudah dimulai dan dikoordinasikan dengan Kementerian Koordinator Perekonomian.
"Gula kita belum, akan kita bicarakan karena kalau penggunaan KSA (Kerangka Sampel Area) sangat dipengaruhi karakteristik ya tanaman, jadi ngga bisa dipukul rata semuanya," tuturnya.
Adapun satu data jagung sudah dilakukan sejak setahun terakhir, namun masih terkendala adanya praktek panen muda di beberapa lokasi.
Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian, Kementan I Ketut Kariyasa menegaskan data yang dipegang pihaknya bersumber dari BPS. Ia berharap data yang diguanakan akan sama mulai dari tingkat pusat hingga kecamatan.
Ketut mengaku tidak ada pembagian tugas antara Kementan dengan BPS. "Datanya udah ada. Tinggal harmonisasi, survei, sehingga sesuai data faktual di alapnagn. Datanya nanti satu dan akurat di lapangan," pungkasnya.
