Home Ekonomi Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok di Labuhananbatu Stabil

Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok di Labuhananbatu Stabil

Labuhanbatu, Gatra.com – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Labuhanbatu memantau fluktuasi harga bahan pokok disejumlah pusat perbelanjaan.

“Kita akan terus melakukan monitoring terhadap fluktuasi harga sembako, khususnya menjelang Natal 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 1 Januari 2020 mendatang,” kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Labuhanbatu, Chairuddin Nasution, Rabu (11/12).

Saat ini belum ditemukan adanya komoditi bahan pokok yang langka, baik di pusat perbelanjaan tradisional maupun modern. Kenaikan pada sebagian sembako, namun nilainya masih dalam kategori kewajaran. “Besaran nilai jual di sejumlah pasar, masih terbilang stabil,” ujarnya.

Jikapun nantinya terjadi kenaikan harga beli masyarakat yang cukup tinggi, pihaknya juga siap melakukan operasi pasar sebagai mengantisipasi terjadinya fluktuasi yang tidak wajar.

Untuk pemantauan acuan harga sembako disekitaran Kabupaten Labuhanbatu, Disperindag mengunjungi pasar Glugur, pasar Aeknabara, pasar Sigambal serta sejumlah pusat perbelanjaan modern pusat kota.

Sementara, sesuai harga pantauan daftar harga bahan pokok pertanggal 11 Desember 2019 antara lain, beras kuku balam (udang hitam) Rp11.000, telur ayam Rp1.300, gula pasir Rp12.000, minyak goreng bimoli Rp14.500/liter, sedangkan curah kuning Rp11.000, tepung terigu merk segitiga biru Rp 8.000.

Selanjutnya, daging sapi murni Rp110.000, ayam broiler Rp26.000, ayam ampung Rp55.000, cabai merah Rp30.000, cabai rawit hijau Rp28.000, bawang merah lokal Rp30.000, bawang putih Rp30.000, garam halus Rp8.000.

Selain itu, kacang kedelai import Rp11.000, kacang tanah Rp22.000, kacang hijau Rp20.000, ikan asin teri peto Rp82.000, ketela pohon Rp5.000, jagung pipilan kering Rp6.000, tomat Rp6.000, kentang Rp9.000, wortel Rp6.000.

Terpisah, seorang pedagang di Pasar Gelugur Rantauprapat, M Sihotang (53) menjelaskan, kenaikan harga yang terjadi biasanya diakibatkan pemasok sebagian sembako merupakan pedagang luar. “Makanya bertambahlah harga jualnya,” akunya.

Reporter: Joko Gunawan

326