Home Ekonomi Daya Saing Rumput Laut Lemah, Padahal Melimpah dan Potensial

Daya Saing Rumput Laut Lemah, Padahal Melimpah dan Potensial

Jakarta, Gatra.com- Daya saing produk rumput laut Indonesia masih lemah karena buruknya iklim investasi akibat biaya produksi yang tinggi. Namun, Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Azis menuturkan, sebenarnya rumput laut Indonesia memiliki keunggulan komparatif. Tumbuhan berklorofil ini menjadi produsen terbesar dengan volume produksi sebesar 9.746.044 ton pada 2017 dan memiliki lebih dari 500 spesies.

"Kuantitatif kita terbesar, tetapi kualitatif perlu dibenahi. [Jumlah rumput laut] kita terbesar. Meski belum dipilah-pilah, lokasinya dimana. [Seputar] fenomena alam, kita belum bisa mengaturnya seperti negara lain yang maju agribisnis ya," tuturnya kepada awak media di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (13/12).

Azis mengatakan, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) harus memanfaatkan teknologi. Utamanya memperhatikan jaringan pasar yang luas, permodalan bunga banknya masih tinggi, dan cost of money tinggi.

Selanjutnya, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih berada di bawah Cina dan Vietnam. Tata ruang budidaya rumput laut juga kerap tumpang tindih dengan keperluan lainnya seperti pariwisata, perhubungan laut, energi, dan lainnya.

"Misalnya tepi pantai dibangun pembangkit listrik, perlu batubara, kan tercemar. Bali tergusur pariwisata. Itu yang harus ditata. Kebersihan lingkungannya harus dijaga," ujarnya.

Kemudian, Ia mengeluhkannya tumpang tindah pengurusan sertifikat produk rumput laut antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Kementerian Pertanian. Berdasarkan undang-undang, kewenangannya berada di bawah KKP, tetapi terkait tumbuhan merupakan tugas Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, ia berharap, pemerintah menata ulang ekosistem bisnis budidaya rumput laut agar lebih kompetitif.

"Dalam sambutan Pak Menteri [Edhy Prabowo] kan mau terbuka. Ayo kita tata ulang sesuai dengan ekosistem bisnis. Pemerintah selama ini tak bisa komunikasi dengan kita. Apa maunya, ini yang dijalani. Aparat tidak paham," katanya.

285