Home Ekonomi Petani Purbalingga Diimbau Terapkan Sistem Pethuk

Petani Purbalingga Diimbau Terapkan Sistem Pethuk

Purbalingga, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, Jawa Tengah mengimbau agar petani di wilayah lereng Gunung Slamet ini untuk menerapkan sistem pethuk, yakni sebuah sistem penyemaian benih sebelum panen raya.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Purbalingga, Mukodam mengatakan langkah itu dilakukan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) sawah di Purbalingga.

“Yang tadinya satu, bisa dua, yang dua bisa tiga,” katanya, Senin (16/12).

Selain itu, kata dia sistem pethuk juga tepat diterapkan di wilayah yang suplai airnya minim. Misalnya, sawah tadah hujan. Dengan begitu, ketika tiba musim kemarau, tanaman padi sudah relatif tua dan resisten cekaman kekeringan.

“Dengan lebih cepat menebar benih, maka tanamanya juga bisa lebih cepat,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dalam sistem pethuk petani akan menebar benih lebih cepat dari biasanya pada awal penghujan. Kemudian, pada musim tanam kedua, sebelum panen raya, petani menyediakan lahan untuk penebaran benih.

“Begitu panen raya sawah langsung bisa diolah dan ditanami lagi. Jadi lebih cepat,” ujarnya.

Dia mengakui, sebagian petani di Purbalingga masih lambat dalam pengolahan lahan dan penebaran benih. Hal ini mengakibatkan kemungkinan gagal panen lebih besar. Contohnya, pada 2018 di mana sawah puso di Purbalingga mencapai 300 hektare lebih.

“2019 belum terdata karena data yang akhir-akhir ini sampai Desember belum masuk,” ucapnya.

Dia berharap cekaman kemarau 2019 yang lebih lama dari biasanya lebih menyadarkan petani agar serba cepat mengolah tanam, menebar benih dan menanam padi. Dengan begitu, produktivitas gabah di Purbalingga akan tetap terjaga dan bahkan meningkat meski terjadi kemarau panjang.

“Mohon maaf. Memang kalau di kita itu masih banyak yang lambat. Nyantai. Itu harus diubah,” ujarnya.

225