Home Gaya Hidup KLHK: Butuh Metode Khusus Olah Merkuri

KLHK: Butuh Metode Khusus Olah Merkuri

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengimbau masyarakat menyimpan alat kesehatan dan benda bermerkuri untuk diolah. 
 
 Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan Jepang dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengenai pengembangannya.
 
"Kalau soal merkuri, harus ada penyimpanan dan pengolahan khusus karena tidak bisa digabung dengan limbah B3 lainnya. Ini harus menyusun mekanismenya dari mulai penarikan, pengumpulan, hingga pengelolaannya," ujarnya saat ditemui di Gedung Ombudsman RI, Senin (16/11).
 
Sebagai pemulihan, Vivien mengatakan, harus dilakukan skemanya meskipun dirasa sangat sulit. Upaya ini agar sisa merkuri tidak tertinggal banyak di lingkungan. Saat ini, katanya, di Lebak, ada penambangan emas yang sedang dilakukan kajian teknologi pemulihannya. Apabila berhasil, akan diterapkan ke berbagai daerah Indonesia.
 
"Memang dirasa sulit tapi pemulihan ini perlu dilakukan setidaknya untuk kurangi sisanya agar lingkungannya masih bisa diberdayakan oleh masyarakat. Di Lebak, sedang kita lakukan kajiannya. Kalau berhasil, akan diterapkan ke seluruh daerah di Indonesia," katanya. 
 
Sementara itu, Kementerian Kesehatan melalui Kasubdit Penanganan Limbah dan Radiasi Direktorat Kesehatan Lingkungan Kemenkes, Jelsi Natalia Marampa mengatakan masih menunggu pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyediakan penyimpanan dan pengolahan khusus untuk alat kesehatan bermerkuri. 
 
"Saat ini, alkes bermerkuri masih disimpan dalam satu ruangan khusus. Kami masih menunggu penyimpanan yang disediakan oleh KLHK, kalau sudah jadi, akan ditarik untuk diolah," tuturnya.
374