Home Ekonomi Daerah Dukung Protes RI atas Larangan Ekspor Sawit

Daerah Dukung Protes RI atas Larangan Ekspor Sawit

Palembang, Gatra.com – Protes berupa gugatan negara Indonesia terhadap Uni Eropa (UE) ke organisasi WTO atas tata niaga sawit mendapatkan dukungan di daerah, yakni kabupaten Musi Banyuasin.

Gugatan yang dilayangkan guna melawan diskriminasi UE melalui kebijakan RED II dan delegated regulation mendapatkan dukungan dari daerah penghasil sawit di Sumsel tersebut.

Bupati Muba, Dodi Reza Alex menyatakan daerah dengan potensi sawit yang besar menjadi penyumbang produk ekspor di Indonesia dengan nilai yang juga tinggi. UE yang mengeluarkan EU labelling regulation 1169/2011 yang mensyaratkan pencantuman sumber minyak nabati, juga berimbas ke Indonesia. Kabupaten Muba yang juga mempelopori peremajaan sawit di Indonesia, mendukung protes tersebut.

“Saya menyakinkan swasta dunia, pemerintah eropa dan para pakar sawit, sawit Indonesia ramah lingkungan. pada EPOC 2018, dunia harus tahu industri sawit Indonesia ramah lingkungan dan berkelanjutan,” terang Dodi, Senin (16/12).

Dikatakan Dodi, konferensi yang dihadiri Yayasan Spanyol mengenai minyak sawit berkelanjutan, proyek minyak sawit berkelanjutan eropa sejalan dengan inisiatif nasional eropa untuk minyak sawit berkelanjutan, negara penghasil minyak sawit dan Deklarasi Amsterdam Group, akan fokus mendukung rantai suplai minyak sawit berkelanjutan 2020.

Dari sisi pelaku industri sawit, kampanye Ketua GAPKI Pusat Bidang Tenaga Kerja Sumarjono Saragih. Saat hadir di Italia, awal Desember lalu, Ia berbicara mengenai buruh sawit. Pada saat itu, Sumarjono yang hadir mewakili sawit Indonesia mempromosikan kerjasama pengusaha dan buruh perkebunan sawit.

“Apresiasi kita kepada ILO Indonesia, sudah menjadi mitra penting dalam upaya merubah wajah sawit khususnya aspek buruh bahkan diberi panggung publikasi langsung di negara UE,” ujarnya.

Untuk tahap awal di kabupaten Muba, akan dimulai dengan Kabupaten sawit ramah anak. Menurutnya, mengubah wajah sawit Indonesia perlu gotong royong, perbaikan dalam negeri dan diplomasi global,

“Semangat kita menyelamatkan 16,2 juta manusia yang hidup dari sawit, juga industri sawit yang sudah terlanjut menjadi jantung ekonomi dan devisa negara,” ucapnya.

 

 

123