Home Ekonomi INDEF Sarankan Kartu Pra Kerja Juga Fasilitasi TKI

INDEF Sarankan Kartu Pra Kerja Juga Fasilitasi TKI

Jakarta. Gatra.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Mirah Midadan Fahmid berpendapat, kartu pra-kerja yang target pesertanya 2 juta masih belum mencukupi. Pasalnya, jumlah tersebut hanya mencakup 28,39% dari total pengangguran terbuka sebesar 7,046 juta orang pada September 2019.
 
"Kenapa kita tidak mendorong TKI [Tenaga Kerja Indonesia] bekerja di luar negeri? Ini berperan dalam devisa negara kita juga," tuturnya dalam acara diskusi di ITS Tower, Jakarta, Jumat (20/12).
 
Mirah menyarankan, program vokasi agar satu paket dalam kartu pra-kerja. Hal ini untuk menyediakan pelatihan bagi kebutuhan tenaga kerja di negara maju, misalnya perawat dan pengasuh yang semakin dibutuhkan di beberapa negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Uni Eropa yang mengalami penuaan poplulasi.
 
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ia mencatat jumlah TKI rata-rata turun 7,36% dalam satu dekade terakhir. Mirah menduga orang Indonesia saat ini lebih berlibat bekerja di dalam negeri karena maraknya kasus kekerasan terhadap TKI.
 
"Pertama, skill-nya dulu misalnya pemerintah dorong vokasi. Ya tapi vokasinya apa? Ini kita harus sisir dulu di LN butuhnya jasanya apa. Jadi bukan cuma dalam negeri doang elaborasi di dalam negeri nih," ujarnya.
 
Selanjutnya, lulusan vokasi tersebut harus mendapat sertifikat agar keahlian dan keterampilannya diakui di pasar kerja. "Yang keluarkan sertifkkasi pun harus standar nasional atau LN," tambahnya.
 
Peneliti Senior INDEF Aviliani melihat program kartu pra-kerja yang dicetuskan oleh pemerintah masih terlalu fokus untuk memenuhi kebutuhan kerja dalam negeri. Padahal, keberadaan TKI dapat menghasilkan devisa bagi negara. "Kita perlu out of the box bagaimana menciptakan devisa," tutupnya.
190