Home Gaya Hidup Gereja di Purwokerto Buat Pohon Natal Unik Dari Ecobrick

Gereja di Purwokerto Buat Pohon Natal Unik Dari Ecobrick

Purwokerto, Gatra.com - Jemaat Katolik Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Jawa Tengah membuat pohon Natal unik dari susunan ecobrick. Pohon natal setinggi 6 meter dengan diameter bawah 4 meter itu selesai dikerjakan dalam waktu kurang lebih dua pekan.
 
Pastor Kepala Paroki Gereja Katedral Kristus Raja, RD Sulpicius Parjono Pr mengatakan, pembuatan pohon natal itu merupakan bentuk keprihatinan atas kerusakan ekologi lingkungan hidup yang terjadi di dunia. Salah satunya adalah jumlah sampah plastik yang semakin tidak terkendali.
 
"Pohon ini menjadi simbol refleksi kami mengenai pertobatan ekologis. Umat kita ajak untuk mengelola sampah. Sampah dihasilkan rumah tangga setiap hari, makanya kami buat pohon Natal dari plastik," kata Parjono, Senin (23/12). 
 
Menurutnya, proses pembuatan pohon tersebut dimulai dari mengumpulkan ecobrick dari umat. Setiap keluarga diminta membuat minimal tiga buah ecobrick. Plastik didapatkan dari rumah masing-masing atau warung-warung di sekitar tempat tinggalnya, serta tidak boleh membeli atau menghasilkan sampah baru.
 
Dari hasil pengumpulan itu didapatkan sedikitnya 2.000 buah ecobrick. Lalu disusun dengan rangka besi agar kuat menopang beban yang mencapai 4 kuintal. Pohon yang selesai dihias Senin (23/12) pagi itu pun menjadi sasaran berfoto umat sejumlah umat. 
 
"Ini bukan hanya aksi keprihatinan ekologi, tapi juga bentuk pertobatan umat. Kalau bertobat harus mengubah tata cara hidup. Kalau pakai plastik harus berani mengelola, pesan kami jangan merusak bumi," ujar Parjono.
 
Sementara itu, Ketua Panitia Natal Paroki Katedral Raja, Ignatius Heru Santoso menyebutkan, setiap ecobrick tersebut terbuat dari botol minuman air mineral berukuran 600 mililiter ini memiliki bobot sekitar 200 gram. Sehingga total ecobrick yang digunakan memiliki bobot sekitar 400 kilogram.
 
"Kalau rata-rata 200 gram lalu dikalikan 2.000 ecobrick, totalnya sekitar 400 kilogram sudah berapa kuintal sampah plastik yang diselamatkan. Setelah dihias, pohon Natal tetap diletakkan di halaman gereja. Sementara di dalam gereja kami membuat goa dari ecobrick. Itu membutuhkan sekitar 1.000 ecobrick," kata Heru.
 
Dia mengatakan, pohon itu sengaja ditempatkan di pelataran gereja. Sebab, pohon ini menjadi simbol terang yang diharapkan dapat menjadi penerang bagi seluruh manusia.
 
Menurutnya, gerakan tersebut tidak akan berhenti sampai di sini. Ke depan setiap keluarga diharapkan mengelola sampah plastik, karena selama ini plastik memiliki andil besar dalam pemanasan global.
 
"Setelah Natal, ecobrick ini akan digunakan untuk membuat kursi di taman, pos ronda mungkin. Ini saja sudah banyak yang memesan," ujar Heru.
861