Home Ekonomi Negara Asia Timur Pasar Potensial Ekspor Pati

Negara Asia Timur Pasar Potensial Ekspor Pati

Pati, Gatra.com - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati menyebut jika setiap tahun nilai ekspor di Kabupaten Pati mengalami peningkatan yang signifikan. Negara di bagian Asia Timur masih menjadi pasar potensial. 
 
Berkaca pada tahun 2018, Kepala Seksi Ekspor Impor Disdagperin Pati, Sukardi mengatakan, nilai ekspor mencapai Rp685 miliar atau lebih tinggi dibandingkan nilai impor yang hanya Rp211 miliar. 
 
Dari nilai sebesar itu, Asia Timur menjadi pasar ekspor potensial dengan nilai Rp448 miliar. Diikuti Asia Tenggara dengan nilai ekspor Rp126 miliar. Negara-negara Eropa juga masih mendominasi pasar ekspor produk dari Pati yang nilainya sebesar Rp49 miliar. 
 
Sementara Amerika dan Kanada nilainya mencapai Rp19 miliar. Nilai yang sama Rp19 miliar juga berlaku di negara Australia serta Selandia Baru. Termasuk negara di Asia Barat, Rp19 miliar. Kemudian Afrika Rp147 juta, Asia Tengah Rp1 miliar dan terakhir Asia Selatan dengan nilai ekspor Rp842 juta. 
 
"Kami belum bisa menyajikan laporan untuk tahun 2019. Hal itu karena data yang masuk belum lengkap kan ini masih di tahun yang sama, tapi kami yakin mengalami peningkatan," ujarnya, Senin (23/12). 
 
Ia yakin hingga tutup tahun nanti, Kabupaten Pati bakal mengalami kenaikan nilai ekspor. Pasalnya, banyak investasi yang masuk di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani. 
 
'Di Kabupaten Pati, kami dengar banyak investasi yang masuk. Sepertinya membidik pangsa pasar ekspor. Kemungkinan besar jumlah perusahaan jumlahnya juga akan naik," ungkap Sukardi. 
 
Ia menilai, jika dibandingkan dengan impor tahun 2018 yang hanya mencapai Rp211 miliar dengan ekspor sebesar Rp685 miliar, keadaan ini dirasa cukup bagus. 
 
"Kemungkinan bisa lebih tinggi, cuma rata-rata importir tidak mau laporan, mereka langsung ke Kementerian Perdagangan kebanyakan," bebernya. 
 
Kendala lain, lanjutnya, banyak produk-produk asal Pati yang diekspor melalui perusahaan luar kota, sehingga tidak tercatat nilai ekspornya. Ia menyebut, produk itu seperti halnya arang batok klapa dan kapuk randu. 
 
"Kalau ekspor kebanyakan bergerak di bidang perikanan dan furniture. Hampir semua furniture masuk ke Eropo, seperti Belgia, Inggris dan Swedia. Sedangkan untuk ikan rata-rata ke wilayah Asia Timur, seperti Jepang dan Taiwan," jelasnya.
628