Home Ekonomi Persaingan Global, Kemenperin Lahirkan Enam Inovasi Terbaik

Persaingan Global, Kemenperin Lahirkan Enam Inovasi Terbaik

Jakarta, Gatra.com - Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Sony Sulaksono mengatakan penelitian dan pengembangan (litbang) diharapkan bisa menjawab permasalahan industri saat ini.

Industri saat ini dihadapkan dengan adanya persaingan global terutama dalam era industri 4.0. Karena itu, Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar serta Balai Riset dan Standardisasi Industri yang dimilikinya, proaktif melakukan kegiatan litbang ini.

"Kegiatan litbang tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam menjawab permasalahan industri saat ini, dengan meningkatan nilai tambah bagi komoditas domestik dan mengurangi ketergantungan pada produk impor," katanya di Jakarta, Selasa (24/12).

Menurut Sony, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin telah menggelar kegiatan Penghargaan Litbang Unggulan. Tujuan penghargaan ini guna memberikan apresiasi kepada Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan Kemenperin, yang menghasilkan hasil litbang terbaik. 
Pada tahun 2019 ini, telah terpilih enam hasil litbang terbaik.

Pertama, lanjut Sony, hasil litbang dari Baristand Industri Medan dengan judul "Rekayasa dan Rancang Bangun Heavy Duty Coupling Produk Industri Kecil Menengah untuk Pabrik Kelapa Sawit". 

“Hasil litbang ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menekan nilai impor pada komponen mesin yang digunakan oleh pabrik kelapa sawit di Indonesia,” katanya.

Kedua, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB), dengan judul "Perancangan Aplikasi Pembeda Produk Batik dan Tiruan Batik menggunakan Tensor Flow, Batik Analyzer". 

Aplikasi yang mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI), berupa machine learning ini, memiliki sistem yang dapat dilatih untuk membedakan produk batik dan produk tiruan batik.

“Ketiga, hasil litbang terbaik yang juga dihasilkan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik, yakni "Limbah Kulit Buah Kakao Untuk Pewarna Batik". Inovasi ini membuat limbah kulit buah kakao menjadi produk yang lebih bernilai untuk keperluan bahan pewarna alami batik,” katanya.

Keempat, Balai Besar Kimia Kemasan (BBKK), berhasil mendapatkan Penghargaan Litbang Unggulan atas risetnya yang berjudul "Antioksidan dan Wound Healing dari Ekstraksi Spirulina sp sebagai Bahan Sediaan Kosmetik". 

Sony menyebut analisa dari percobaan ekstraksi yang dilakukan menunjukkan antioksidan dari Spirulina berpotensi digunakan sebagai bahan untuk mempercepat penyembuhan luka (wound healing) dengan meningkatkan pertumbuhan sel, sehingga regenerasi sel pada kulit yang mengalami kerusakan akan berlangsung lebih cepat.

Kelima, lanjut Sony, Balai Besar Pulp dan Kertas mendapatkan penghargaan atas hasil litbang dengan judul "Furfural dari Proses Pembuatan Pulp". 

Dikatakan, cairan prehydrolized liquor (PHL) yang dihasilkan oleh industri dissolving pulp masih banyak mengandung hemiselulosa dan belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini memanfaatkan cairan PHL untuk mendapatkan furfural yang dapat menjadi bahan baku industri farmasi yang selama ini hanya didapatkan dari impor.

Penerima penghargaan keenam yakni Balai Besar Tekstil dengan judul "Xanthan Gum dari Xanthomonas Campestris Sebagai Pengental Untuk Aplikasi Proses Pencapan Tekstil". 
“Xanthan Gum dengan media ampas tahu dapat menjadi alternatif bahan pengental yang memiliki hasil kualitas printing warna yang lebih baik dibanding sodium alginate,” kata Sony.

708

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR