Home Ekonomi Ekspor Batu Bara Terlalu Tinggi, Stok Nasional Tidak Dipikir

Ekspor Batu Bara Terlalu Tinggi, Stok Nasional Tidak Dipikir

Jakarta, Gatra.com - Mantan Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Simon Felix Sembiring mengkritisi tingginya angka ekspor batu bara, sedangkan kebutuhan dalam negeri juga cukup tinggi. Selain itu, menurutnya ekspor batu bara tidak memiliki nilai tambah. 

Ia menjelaskan, saat ini industri dalam negeri menggunakan batu bara sebanyak 90 juta ton setiap tahunnya. Sementara itu, yang diekspor sedari angka tersebut yaitu sebesar 400 juta ton. Seharusnya, lanjut Simon, pemerintah memiliki stok nasional batu bara. 

"Stok nasional harus dipikirkan, saya kira selama ini belum ada formula untuk penghitungan kebutuhan dalam negeri dalam jangka panjang," ujar Simon dalam sebuah diskusi publik di Gedung MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/12). 

Selain itu, dia turut menyayangkan adanya ekspor batu bara secara besar-besaran ke negara-negara maju. Dengan nilai jual yang rendah, Simon menilai Indonesia seakan memberikan subsidi batu bara ke negara-negara tersebut. 

"Saking murah dan tidak ada nilai tambah, kita itu seperti mensubsidi saja negara-negara maju yang menjadi tujuan ekspor batu bara kita," tuturnya. 

Di tempat yang sama, pengamat energi sekaligus Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Cirrus) Budi Santoso menyatakan, Indonesia terlalu termakan isu lingkungan adanya kerusakan alam akibat pemakaian batu bara. Hal itu yang menjadikan pemerintah melakukan ekspor batu bara secara besar-besaran. 

Padahal, terang Budi, bisa saja itu hanya akal-akalan negara lain agar Indonesia menjual batu baranya keluar negeri dan memenuhi kebutuhan negara tersebut. Menurutnya, pemerintah telah "dicuci pikiran" nya dengan isu lingkungan tersebut. 

"Kita coba di brain wash supaya kita menjual semua batu bara. Bayangkan sampai saat ini konsumsi Cina dan AS terhadap batu bara juga masih sangat tinggi," katanya. 

133