Home Politik Gubernur NTB: Berat Rasanya Ditinggal Kapolda

Gubernur NTB: Berat Rasanya Ditinggal Kapolda

Mataram, Gatra.com - Baru delapan bulan Kapolda Nusa Tenggara TImur (NTB) Irjen Pol Drs Nana Sudjana, MM menjabat Kapolda NTB dipromosi ke Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Drs Gatot Eddy yang kini naik sebagai Wakapolri sesuai dengan surat telegram nomor ST 3331/XII/KEP/2019 tanggal 20-12-2019.

 

Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah justru menilai hal itu merupakan keputusan yang tepat. Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB ini mengapresiasi kebijakan Kapolri Jendral Idham Azis menunjuk Irjen Pol Drs Nana Sudjana untuk menjaga keamanan Ibu Kota.

“Saya meyakini keputusan itu berdasarkan rekam jejak dan posisi–posisi strategis serta kapasitas Irjen Pol Drs Nana Sudjana yang berpengalaman dalam bidang intelijen dan keamanan,” ungkap Gubernur di Mataram, Kamis (26/12).

Gubernur mengaku, keputusan Kapolri memutasi Kapolda NTB ke Metro Jaya merupakan sesuatu yang berat. Mengingat Irjen Nana Sudjana baru delapan bulan mengemban amanah di Polda NTB. “Namun saya percaya, beliau memiliki kemampuan dan pengalaman serta kapasitas yang mumpuni selama era bergulirnya reformasi 1998 dan setelahnya. Jadi saya pikir bukan sesuatu yang susah bagi beliau jika kembali mendapat amanah baru dari Kapolri untuk memimpin di ibu kota,” kata Bang Zul.

Menurut Bang Zul, pasca Pilpres 2019, kondisi masyarakat bisa dibilang masih terbelah, di mana turbulensi politik identitas masih dapat mempengaruhi situasi kamtibmas nasional. Selain itu, Jakarta adalah etalase Indonesia dan merupakan barometer keamanan nasional demi terciptanya kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang aman.

“Saya rasa memang di situlah dibutuhkan profil yang matang dan mumpuni, yang dapat berperan sebagai “cooling system”, yang mampu melindungi hak dan kepentingan warga negara bahkan kewajiban dan hak pemerintah. Termasuk menjaga ibu kota untuk menjaga stabilitas serta rasa aman masyarakat dalam menggerakkan ekonomi,” jelas Bang Zul.

Dikatakan Gubernur, ootensi gangguan kamtibmas ke depan di ibu kota, di satu sisi hanya dapat dilakukan dengan upaya pencegahan yang diperoleh dari pengumpulan data serta koordinasi dengan sejumlah stakeholder.

Di sisi lain, peran sejumlah ulama dan informal leader pun dioptimalkan dalam mengkomunikasikan visi dan misi pemerintah. Sosok Nana dinilai Zulkieflimansyah sebagai figur polisi yang bertangan dingin, kemampuan komunikasinya luwes sehingga bisa menjangkau ke berbagai kalangan.

“Selama Irjen Nana Sudjana menjadi Kapolda NTB, meski bisa dibilang baru sebentar, Provinsi NTB terjamin dalam keadaan aman. Potensi benturan di masyarakat berhasil dikelola dengan baik dan ketertiban berjalan maksimal. Dalam waktu yang serba singkat, Nana Sudjana telah mendapatkan apresiasi positif dari tokoh dan masyarakat NTB,” ujar politisi PKS ini.

333