Tanggerang, Gatra.com - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Fuad Rizal mengaku, untuk menyiasati bisnis maskapai yang semakin kompetitif, pihaknya terus melakukan upaya efisiensi.

Upaya efisiensi tersebut, di antaranya, maskapai berkode saham GIAA ini melakukan perpanjangan sewa pesawat. "Efsiensi, misalnya program perpanjangan sewa pesawat. Total 200 pesawat kan, tapi kan tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Jadi, kalo ada jatuh tempo tiga sampai empat tahun kita perpanjang. Jadi kita dapat penurunan harga sewa, antara 25% sampe 30%," kata Fuad ditemui awak media, di kantornya, Tanggerang, Jumat (27/12).

Selanjutnya, GIAA juga melakukan efisiensi dengan memadatkan jadwal beberapa rute penerbangan. Misalnya, rute penerbangan ke satu wilayah yang biasanya 10 flight menjadi hanya 7 flight.

"Ini kan mengirit bahan bakar juga. Sebab itu, belanja bahan bakar kita tahun ini tidak mencapai US$1 miliar, biasanya lebih dari itu," ujarnya.

Sementara itu, mengenai mahalnya harga tiket pesawat yang dirasakan oleh berbagai kalangan, termasuk para pelaku usaha wisata. Ia menegaskan, belum berdiskusi dengan pihak Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif. Meski begitu, Fuad mengaku, soal tarif sering berdiskusi secara intens dengan Wamen BUMN.

"Dengan pak Tiko (Wamen BUMN) kita sering berdiskusi soal tarif, dengan Kemenpar belum pernah," ungkapnya.

Oleh karena itu, Fuad mengatakan, tarif pesawat saat ini menuju normal. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir industri maskapai sulit berkembang karena murahnya tarif.

"Ini lah yang normal bagi industri pesawat. Bayangkan Lampung Jakarta Rp 200 ribu waktu masih murah. Naik taksi saja padahal ke Bandara sudah Rp300 ribu," pungkasnya