Home Milenial Kemenag Sosialisasikan Program Moderasi Bearagama pada Guru

Kemenag Sosialisasikan Program Moderasi Bearagama pada Guru

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Agama (Kemenag) akan melakukan sosialisasi program moderasi beragama di lingkungan guru dan tenaga kependidikan di Sekolah Indonesia Makkah (SIM), Sekolah Indoneisa Jeddah (SIJ), dan Sekolah Indonesia Riyadh (SIR). Kegiatan sosialisasi tersebut dimaksudkan agar sekolah Indonesia bersih dari paham radialisme dan Islam eksklusif.

Guru-guru sekolah Indonesia di Arab Saudi tersebut diharapkan dapat menjadi agen moderasi beragama yang dapat memberikan pemahaman agama yang baik kepada siswa-siswanya.

Demikian Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi, saat memberi arahan terkait gagasan Islam Moderat (Islam Wasathiyah) dan ancaman pemikiran gerakan radikalisme dalam beragama bagi keutuhan kehidupan bangsa dan bernegara di SIM, SIJ, dan SIR dalam beberapa hari pada pekan ini.

"Banyak faktor seseorang atau kelompok masyarakat menjadi radikal. Agama tidak memonopoli menjadi penyebab utama seseorang menjadi radikal. Radikalisme juga bisa bersumber dari masalah ekonomi, politik, dan kesenjangan sosial. Radikalisme sendiri bisa bermakna positif dan negatif tergantung pada konteks ruang dan waktu sebagai latar belakang penggunaan istilah tersebut," ujar Zainut di Jakarta, Sabtu (28/12).

Di antara pandangan radikal, misalnya pemahaman yang menganggap paham keagamaanya yang paling benar dan memandang paham dan praktik beragama orang lain salah dan sesat. Sikap mudah mengafirkan orang Islam dan berlebihan dalam beragama termasuk kedalam sikap radikal tersebut.

Selain itu, menurut pria yang juga Wakil Ketua Ukum MUI tersebut, alasan pemilihan melakukan sosialisasi program moderasi bearagama di lingkungan guru dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah di Arab Saudi ini dikarenakan banyak orang Indonesia yang lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah Indonesia dibanding sekolah milik pemerintah Arab Saudi.

"Orang-orang Indonesia di Arab Saudi mempercayakan anak-anaknya untuk bersekolah di sekolah Indonesia yang dinilai lebih memberikan sentuhan pendidikan, budaya, dan bahasa yang lebih Indonesia daripada sekolah-sekolah milik pemerintah Arab Saudi," katanya.

92