Home Ekonomi Harga Pangan Timur Lebih Tinggi, Ini Tanggapan Kementan

Harga Pangan Timur Lebih Tinggi, Ini Tanggapan Kementan

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi mengklaim pasokan pangan terkendali dari Sabang sampai Merauke. Meskipun, harga bahan pangan di Indonesia Timur secara umum lebih tinggi dibandingkan Indonesia Barat.
 
Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata telur ayam ras nasional sebesar Rp26.250/kg per Selasa (31/12). Harga ini jauh lebih tinggi di wilayah Indonesia Timur.
 
Sedangkan pada Provinsi Papua, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gorontalo, Papua Barat, dan Kalimantan Utara sudah mencatatkan harga di atas Rp 30.000/kg. Bahkan, harga telur ayam ras di Papua sudah mencapai Rp 36.500/kg yang merupakan harga tertinggi se-Indonesia. Padahal, Kementan mencatat Desember ini, telur ayam ras surplus 6.881 ton.
 
"Mungkin ini ada hubungannya dengan cuaca yang jelek untuk distribusi. Jadi kapal agak terlambat untuk mendistribusikan ke sana," katanya kepada awak media di Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Selasa (31/12).
 
Agung menambahkan daerah rawan pangan sebagian besar terdapat di Indonesia Timur. Oleh karena itu, Kementan berupaya mengurangi disparitas harga antara Indonesia Barat dan Timur.
 
Beberapa langkahnya, pertama, penumbuhan sentra produksi di Indonesia Timur. Kementan tengah mendorong pengembangan komoditas yang pertumbuhannya tidak dibatasi oleh kondisi iklim.
 
"Misalnya bawang cabe itu kan di mana-mana bisa tumbuh. Tomat juga bisa tumbuh di mana-mana," ujarnya.
 
Selain itu, pihaknya juga mempertimbangkan pengembangan padi gogo di Indonesia Timur untuk memenuhi kebutuhan beras.
 
Kedua, melaksankan program pengentasan daerah dawan pangan melalui program "family farming". "Ini kita sudah identifikasi daerah-daerahnya mana," tambahnya.
 
Ketiga, pengembangan komoditas lokal yang mampu menjadi substitusi bahan pangan lainnya seperti sagu dan singkong.
 
"Mulai sekarang kita juga membangun kemarin pengolahan sagu di Merauke. Kemudian ada singkong ada modified cassava flour. Itu yang juga kita dorong kembangkan," tuturnya.
 
Keempat, pembukaan Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di Papua sebagai pusat distribusi bahan pangan yang ditargetkan mulai beroperasi tahun 2020. Hal ini juga diikuti dengan pembukaan TTI baru. Bahkan, TTIC juga dilengkapi fasilitas cold storage untuk menyimpan daging, telur, bawang, dan cabai.
 
"Kapasitasnya 5 ton per kabin. Tadi 4 kan (satu TTIC), jadinya 20 ton," tutupnya.
 
527