Home Kesehatan Pertemanan Dapat Mempengaruhi Kesehatan Kita

Pertemanan Dapat Mempengaruhi Kesehatan Kita

Boston, Gatra.com- Banyak yang memiliki resolusi 2020 dengan diet mengurangi camilan tidak sehat. Selain itu rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran. Namun, tidak semua keputusan memengaruhi kesehatan kita secara disengaja. Hal itu karena kita meniru perilaku teman, kolega, dan keluarga yang kita kenal.

Sayangnya, kita juga meniru kebiasaan yang buruk untuk kesehatan kita seperti merokok atau makan terlalu banyak. Fenomena ini menunjukkan kondisi yang tidak menular seperti penyakit jantung, stroke,dan kanker. Penyakit tersebut dapat menyebar dari orang ke orang layaknya sebuah infeksi.

Dilansir BBC News, Rabu (1/1), Framingham Heart Study telah mempelajari kekuatan jejaring sosial sejak akhir 1940-an, dengan melacak tiga generasi penduduk di Framingham, sebuah kota di Massachusetts. Penelitian memperlihatkan, seseorang jauh lebih mungkin menjadi gemuk jika di dalam lingkaran mereka juga menjadi gemuk.

Itu menunjukkan, sebanyak 57% lebih mungkin jika itu adalah teman, 40% jika itu saudara kandung dan 37% jika itu adalah pasangan mereka. Efeknya lebih jelas jika kedua orang memiliki jenis kelamin yang sama dan dikaitkan dengan seberapa kuat individu tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan orang lain.

Studi Framingham juga menunjukkan berat badan seseorang tidak terpengaruh oleh tetangga yang mereka lihat setiap hari jika mereka tidak memiliki hubungan dekat. Dalam pertemanan yang tidak seimbang, orang yang memandang pertemanan sebagai hal penting lebih mungkin memperhatikan bertambahnya berat badan.

Tingkat perceraian, merokok dan minum alkohol juga tampaknya menyebar melalui teman dan keluarga. Temuan ini penting, meskipun dipengaruhi oleh penuaan dan kondisi tertentu, risiko kita terkena penyakit tidak menular meningkat secara signifikan oleh perilaku tertentu. Misalnya, merokok, seberapa sering melakukan aktivitas fisik atau banyaknya mengonsumsi alkohol.

Jejaring sosial juga dapat memengaruhi perilaku dan suasana hati kita. Mungkin tidak mengejutkan, bahwa merokok pada remaja dapat dipengaruhi oleh popularitas. Ketika remaja populer merokok, keseluruhan tingkat merokok meningkat dan jumlah orang yang berhenti merokok menurun.

Secara terpisah, anak muda yang temannya menderita low mood ditemukan lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut. Beberapa gejala tersebut tidak sama dengan depresi klinis, yang tidak ditemukan menyebar tetapi suasana hati yang rendah diketahui memengaruhi kualitas hidup remaja. Terkadang berisiko lebih besar dari depresi klinis di kemudian hari.

247