Home Ekonomi Saat Kepri Mendulang Untung di Perang Dagang AS-Cina

Saat Kepri Mendulang Untung di Perang Dagang AS-Cina

Batam, Gatra.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Provinsi Kepri Fadjar Majardi mengatakan, Kepri menjadi salah satu daerah penopang utama Indonesia dalam mengambil keuntungan dari efek domino perang dagang antara AS dan China. 

Menurutnya, ekspor non migas Kepri ke Amerika Serikat (AS) dan China pada 2019 mengalami kenaikan. Porsi ke China menjadi 12,23 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 9,85 persen. 

Sementara ke Amerika Serikat menjadi menjadi 10,95 persen dari yang sebelumnya 8,97 persen. "Mudah-mudahan momen ini menjadi pertanda baik. Biar ekspor Kepri terus meningkat dan tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang semakin baik," katanya kepada Gatra.com, Kamis (2/1) di Batam.

Hingga akhir November 2019 kata Fadjar, realisasi ekspor non migas Kepri mencapai USD6,73 miliar. Negara tujuan ekspor tertinggi masih Singapura dengan porsi 30,03 persen.

"Memang secara nasional, tahun 2019 Neraca Perdagangan Indonesia masih mengalami defisit USD 1,33 miliar. Defisit ini disebabkan oleh defisit sektor migas sebesar USD1,02 miliar dan defisit non migas USD300 juta,” Fadjar merinci.

Di sisi lain, ada 10 komoditas yang di ekspor Kepri ke luar negri kata Kepala BPS Kepri, Suhariyanto. Komoditas itu antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, mesin dan perlengkapan elektrik, kendaraan dan bagiannya, besi dan baja, logam mulia dan perhiasan, karet dan barang dari karet, mesin dan peralatan mekanis, pakaian dan aksesorisnya serta alas kaki.

"Pada momen perang dagang AS dengan Cina ini, Indonesia justru surplus USD8,5 miliar sepanjang tahun 2019," terangnya.

 

77