Home Milenial Kemendikbud Dorong Milenial Cintai Budaya dan Museum

Kemendikbud Dorong Milenial Cintai Budaya dan Museum

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya agar kebudayaan dapat dinikmati secara luas. Khususnya kepada para generasi milenial. Salah satu hal yang didorong oleh Kemendikbud dalam mencapai target tersebut dengan kehadiran museum.
 
Diakui Hilmar, kehadiran beberapa benda bersejarah menjadi daya tarik pengunjung. Relevansi terkait koleksi sejarah dan informasi yang disampaikan oleh koleksi tersebut sangat menentukan perkembangan minat pengunjung.
 
"Kebijakan yang mungkin ada perkembangan untuk Museum Nasional. Kita akan fokus ke koleksi nasional untuk dikembangkan dan dimanfaatkan. Salah satunya, dengan cara memamerkannya di Museum Nasional. Namun, ada cara lain juga, seperti publikasi elektronik dari koleksi nasional kita yang sekarang ini sudah pernah sempat dilakukan," ujar Hilmar saat ditemui di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (2/1/2020).
 
Hilmar mengatakan, seterusnya akan ada pelibatan pihak lain untuk mengomunikasikannya secara efektif. Namun tentu, ia perlu menjalin kerja sama dengan banyak pihak dalam rangka mendorong milenial gemar dengan budaya dan sejarah.
 
"Sedang dipikirkan juga satu penerbitan atau publikasi elektronik terpadu. Bukan hanya koleksi museum nasional, tetapi semua yang termasuk dalam daftar register dan termasuk cagar budaya, warisan budaya tak benda, dan seterusnya. Insyaallah itu nanti dilakukan sepanjang 2020. Mudah-mudahan di bulan oktober atau november, kita sudah bisa melihat bentuk yang lebih konkret berupa aplikasi maupun website," ujar Hilmar.
 
Sementara itu, Kepala Museum Nasional, Siswanto mengakui bahwa saat ini upaya dari pihak Museum Nasional dalam merangkul kaum milenial maupun kelompok komunitas. Terutama untuk mencintai museum dengan cara membuka akses seluas-luasnya kepada publik.
 
"Beberapa area di Museum ini bisa digunakan untuk publik. Ini sudah sering, digunakan oleh lain pihak untuk digunakan kegiatan yang bersifat budaya dan atas arahan dan saran dari dirjen Kebudayaan juga. Jadi, museum juga sebagai panggungnya teman-teman budayawan atau seniman yg dalam tanda kutip selama ini kesulitan panggung. Kemarin contoh adalah komunitas dari seniman jalanan, walaupun gedung seadanya ini tapi pelukisnya membludak. Mereka senang sekali dan responnya positif. Ini cara kami selalu berhubungan dengan komunitas, termasuk milenial," tutupnya.
298