Home Politik Menlu Sebut Tahun Ini Fokus Diplomasi Ekonomi

Menlu Sebut Tahun Ini Fokus Diplomasi Ekonomi

Jakarta, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut fokus pemerintah untuk tahun ini adalah diplomasi ekonomi. 

"Indonesia secara konsisten melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif di tengah dunia yang penuh tantangan, di mana konflik dan perang masih terjadi di beberapa tempat; penurunan trend pertumbuhan ekonomi dunia terjadi; berbagai masalah kemanusiaan masih memprihatinkan; dan masa depan bangsa Palestina, misalnya, menghadapi tantangan lebih besar," kata Retno saat hadir dalam kegiatan menggelar Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2020" di Gedung Nusantara, Kemlu, Jakarta Pusat (8/1). 

Retno mengatakan diplomasi Indonesia berdiri tegak, bermartabat, memperjuangkan kepentingan nasional dan berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas dunia. Indonesia selalu konsisten, menjadikan pelaksanaan politik luar negeri sebagai bagian dari penyelesaian masalah dunia.

Indonesia, lanjut Retno, membuka tahun 2019 dengan keanggotaan Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Keanggotaan ini masih akan berlangsung sampai akhir 2020. Investing in peace adalah ruh besar yang mendasari kerja Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB.

Retno juga menerangkan, pemerintah telah secara serius menyoroti permasalahan perempuan selama setahun terakhir, terutama dalam kampanye perempuan sebagai pengujar perdamaian. 

"Investasi pada perempuan sama halnya dengan investasi pada perdamaian. Saya yakin kalian semua menyetujuinya," kata Retno.

Karena itu, kata Retno, selama satu tahun terakhir, Indonesia banyak melakukan investasi pada isu perempuan, perdamaian dan keamanan.

Selama kedudukan Indonesia di DK PBB pada bulan Mei yang lalu, pemberdayaan female peacekeepers menjadi salah satu topik utama pembahasan di DK PBB.

"Perempuan merupakan aset. Perempuan dapat berkontribusi untuk perdamaian," ujar Retno. 

Retno mengatakan sepanjang tahun 2019, pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan "Regional Training for Women, Peace and Security"; "ASEAN Women Interfaith Dialogue"; dan pembahasan isu women, inclusivity and the state of democracy pada gelaran "Bali Democracy Forum", di mana hadir sejumlah Menteri Luar Negeri Perempuan dari beberapa negara.

Pada Desember lalu, Indonesia juga menyelenggarakan dialog terbuka antara perempuan Indonesia dengan perempuan Afghanistan. 

"Indonesia mengharapkan perempuan Afghanistan akan dapat terus berkontribusi, baik dalam proses perdamaian maupun mengisi masa depan Afghanistan," jelas Retno. 
 

358

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR