Jakarta, Gatra.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk membahas mengenai ekspansi perusahaan BUMN ke luar negeri. 

Erick menilai, pihaknya perlu meningkatkan sinergisitas antara pemerintah Indonesia dengan duta besar-duta besar yang ada di Indonesia.

"Ini kan Ibu Menlu (Retno Marsudi) ngumpulin seluruh dubes, di mana saya sharing mengenai BUMN, apa yang bisa kita sinergikan dengan dubes yang ada di seluruh dunia. Saya rasa tentu perlu kerja sama dengan ibu Menlu dan para Dubes," kata Erick, di Kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis (9/1).

Erick menyebutkan, ada tiga persoalan yang harus dilakukan untuk memperluas bisnis BUMN di luar negeri. Pertama dengan memperbanyak produk-produk milik BUMN dan meningkatkan kualitasnya menjadi kualitas siap ekspor.

Kedua, lanjut Erick dengan mencari investor atau partner untuk memperbanyak pembiayaan perusahaan BUMN.

"Seperti contoh, refunery dengan atnok pertaminanya Abu Dhabi dengan Pertamina kita. Itu kan hubungannya partnership, musti jelaskan seperti apa, apalagi kalau ada kesempatan juga investasi di negara-negara tersebut," jelas Erick.

Cara ketiga, dengan mencari tahu kebutuhan pasar luar negeri dan menyesuaikannya dengan ketersediaan produk Indonesia.

"Tentu juga hal-hal yang bisa (kita) sinergikan daripada kebutuhan dari market di negara-negara tersebut, yang bisa kita kerja sama kan," ujarnya.

Erick menyebutkan, salah satu yang akan dilakukan BUMN misalnya adalah dengan mengirimkan ketersediaan suster Indonesia ke Jepang. Itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan suster di negara tersebut.

"Seperti misalnya tenaga kerja di Jepang, yang sekarang kekurangan suster. Kita kan ada perusahaan-perusahaan hospital atau RS (Rumah Sakit) yang mau kita gabungkan jadi satu grup. Nah itu kan susternya banyak, di situ bisa juga ada pendidikan suster yang bisa kolaborasi dengan kedutaan, untuk membuka lapangan kerja, untuk tim kita di luar negeri," katanya.