Home Internasional Militer AS Bersiaga Pasca Iran Menyerang Pangkalan di Irak

Militer AS Bersiaga Pasca Iran Menyerang Pangkalan di Irak

Washington, D.C, Gatra.com - Seorang pejabat pertahanan AS yang enggan disebut namanya menyebut militer Amerika Serikat (AS) mengatur strategi pertahanannya di Timur Tengah setelah Iran secara mendadak melakukan serangan rudal di Irak, Kamis, (9/1).

Selama berhari-hari sebelum demonstrasi pada Rabu (8/1), Iran disebut telah mengancam akan balas dendam atas terbunuhnya komandan militer Iran Qassem Soleimani oleh AS. Ancaman itu ditanggapi serius oleh Washington.

Laporan diterima reuters pada Minggu (5/1), AS mempersiapkan serangan rudal ke Iran di beberapa titik dalam keadaan siaga tinggi. Serangan rudal dilihat pemerintahan AS sebagai opsi yang paling mungkin untuk merespons apa pun bentuk serangan militer Iran. 

Namun, Teheran dipandang lebih mungkin untuk menyerang posisi AS di negara-negara selain Irak, atau negara yang dilihat Iran sebagai sekutu berpengaruh.

Pengungkapan itu membantu menjelaskan mengapa Amerika Serikat tidak memiliki pertahanan udara yang dikerahkan ke lokasi-lokasi seperti pangkalan udara Al-Asad di Irak, tempat yang menjadi sasaran 11 rudal balistik Iran pada Rabu lalu (8/1). 

Sistem semacam itu dikerahkan di tempat lain di wilayah di mana pasukan Amerika ditempatkan, termasuk di Arab Saudi, musuh bebuyutan Iran.

Pasukan AS mengambil keuntungan dari waktu peringatan dini yang diberikan oleh intelijen AS dan mengambil tindakan pertahanan yang lebih baik, sebelum rudal ditembakkan dari tiga lokasi Iran, yang mengenai target mereka di Irak.

Tindakan pencegahan semacam itu termasuk "rencana berpencar", yang awalnya berkerumun di bunker dengan peralatan pelindung untuk membantu melindungi pasukan Amerika yang diserang.

Serangan Iran tak memakan korban pasukan AS, yang diklaim para pemimpin militer AS sebagai prestasi karena taktik para komandan di lapangan. Padahal, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan ia yakin serangan itu dimaksudkan untuk membunuh personil AS di Al-Asad.

Dia mencatat bahwa rudal itu memiliki hulu ledak 1.000 hingga 2.000 pound, yang masing-masing dengan kekuatan ledakan signifikan dan dapat membunuh orang di daerah yang luas, di sekitar lokasi peledakan.

Tidak jelas apakah militer AS sekarang mungkin berupaya menempatkan pasukan khusus di dalam Irak - dan dari mana mereka akan dipindahkan. Pertahanan udara adalah sumber daya yang langka di militer AS.

Pejabat AS masih khawatir bahwa kelompok-kelompok yang didukung Iran di seluruh wilayah itu dapat melakukan serangan terhadap Amerika Serikat. 

Pentagon telah mengirim ribuan pasukan tambahan ke Timur Tengah dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan Brigade Lintas Udara ke-173. 

205

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR