Home Politik LSI : Peningkatan Pengaruh Cina Dibarengi Persepsi Negatif

LSI : Peningkatan Pengaruh Cina Dibarengi Persepsi Negatif

Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan mengatakan bahwa saat ini negara Republik Rakyat Cina (RRC) muncul sebagai negara paling berpengaruh dalam persepsi publik terhadap negara-negara paling berpengaruh di Asia, utamanya di Indonesia.

Dalam rilis temuan survei nasional LSI, publik Indonesia ada kenaikan tren terhadap persepsi dominasi RRC di Indonesia dalam empat tahun terakhir. Data kenaikan pengaruh Cina tersebut juga diikuti oleh tren penurunan persepsi pengaruh Negara Amerika Serikat di Indonesia.

"Menurut Publik Indonesia, ada lima negara yang dianggap berpengaruh yaitu Cina, AS, Jepang, India, san Rusia. Tapi, yang panling menunjol itu Cina, AS, dan Jepang. Yang menarik, Ada peningkatan tajam terhadap persepsi pengaruh Cina di Indonesia selama 1 dekade terakhir. Bahkan, untuk pertama kalinya di 2019, Pengaruh Cina di Asia dirasakan melampaui negara Amerika (Serikat)," ujar Djayadi saat ditemui di perilisan Hasil Temuan LSI di Kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (12/1).

Namun menurut Djayadi, yang menariknya dalam temuan tersebut Pengaruh AS dan Cina disikapi berbeda oleh publik. Angka persepsi buruk dari pengaruh Cina dalam 1 dekade terakhir justru meningkat, dan penaikan tajam terjadi di medio 2016 hingga 2019 dimana angka pengaruh buruk Cina di tahun 2016 sebesar 16 persen, meningkat tajam ke angka 36 persen di tahun 2019. Terlebih, angka pengaruh baik Cina pun menurun di mana di tahun 2016 angka tersebut menunjukan 49 persen, dan menurun hingga 40 persen di tahun 2019.

Sedangkan, persepsi berbeda justru didapatkan dari hasil pengaruh Amerika Serikat yang cenderung di mana meskipun ada kenaikan, baik di persepsi baik dan buruk pengatuh AS, Namun range perubahan tidak lebih dari 5 persen.

"Jadi, Menarik dilihat dimana tren pengaruh Cina yang makin besar dibarengi oleh penilaian yang makin negatif dari publik terhadap pengaruh tersebut. Jumlah yang menilai postif memang masih lebih banyak, tapi peningkatan tajam persepsi negatif yang terjadi di 4 tahun terakhir layak untuk dicermati. Sementara kalau kita lihat AS, penilaiannya cenderung stabil. Yang menilai positif pengaruh AS terhadap Indonssia justru lebih banyak dibanding yang menilai negatif," pungkasnya.

195