Home Ekonomi Dubes RI untuk Swiss; kopi Paling Diminati Pasar Swiss

Dubes RI untuk Swiss; kopi Paling Diminati Pasar Swiss

Jakarta, Gatra.com - Indonesia berpeluang memperbaiki defisit neraca dagang dengan memanfaatkan pasar ekspor ke Swiss. Oleh karena itu, Pemerintah ingin memanfaatkan Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas kedua negara yang telah disepakati. 

Hal ini diungkapkan langsung oleh Duta Besar RI untuk negara Swiss Muliaman Darmansyah Hadad. Menurutnya, Indonesia memiliki berbagai macam komoditas unggulan yang banyak diminati di pasar Swiss. Misalnya, komoditas berbasis kayu, komoditas berbasis maritim, komoditas berbasis herbal, ataupun kopi. 

"Nah, Calon-calon eksportir terutama dari pengusaha-pengusaha kita, ini kan perlu dibina, perlu dibantu, perlu ditingkatkan kapasitasnya, perlu dibukakan aksesnya, perlu ditambah pengetahuannya. Nah kami tadi bersama Pak Menteri UMKM membicarakan komoditi-komoditi apa yang bisa dibantu perbaikan aksesnya," kata Muliaman kepada awak media, usai bertemu Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Senin (13/1). 

Oleh sebab itu, Muliaman menambahkan, Pemerintah akan membantu untuk tingkatkan kapasitasnya agar kemampuan memanfaatkan akses market yang sudah terbuka itu bisa semakin optimal. 

"Tadi sudah dibicarakan, akan difollow up. Nanti akan ada semacam tim yang akan mengidentifikasi keperluannya apa, produknya apa, dan mudah-mudahan nanti  bisa dilanjutkan dengan kerja sama yang berkesinambungan. Jadi tadi disebutkan, ada bambu, ada kopi, ada kakao, ada produk produk herbal, dan lain sebagainya. Yang saya kira sangat diperlukan," ia menjelaskan. 

Keunggulan lainnya memanfaatkan pasar Swiss, lanjut mantan Ketua OJK ini, karena Swiss letaknya di tengah Eropa, sehingga bisa terbuka dan terhubung dengan negara Eropa lainnya. 

"Jadi ini yang saya kira harus dimanfaatkan oleh UKM kita. Dan mudah-mudahan ini sekaligus juga mendorong agar profil internasional UKM kita juga semakin meningkat," imbuhnya. 
Menurut Muliawan, walaupun saat ini Indonesia dan Swiss masih surplus perdagangannya, tapi hal tersebut lebih banyak diakibatkan oleh ekspor emas atau logam mulia. Sementara yang dari komoditas lain seperti kopi, kokoa, dan lain sebagainya masih sangat rendah. 

"Artinya ruangan untuk tumbuh dan berkembang itu masih sangat besar. Sehingga dengan demikian kita akan dorong kunjungan kopi-kopi Indonesia ke Swiss dan kemudian masuk ke pasar Swiss apakah ke Nestle, atau kah ke pemain-pemain kopi yang lain," jelasnya. 

"Karena mereka juga roasting di Swiss dan setelah diroasting di Swiss kopi itu dijual ke seluruh dunia. Sehingga potensinya akan besar sekali," tambahnya. 

295