Home Internasional Taal, Gunung Berapi Kecil yang Mematikan Ada di Filipina

Taal, Gunung Berapi Kecil yang Mematikan Ada di Filipina

Luzon, Gatra.com - Taal, salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina yang dalam beberapa hari terakhir mulai memuntahkan lava. Erupsi gunung berapi ini memicu gempa bumi dan menyebarkan gumpalan besar abu panas di seluruh pulau Luzon dan sekitarnya.

Padahal, Taal merupakan sebuah gunung berapi yang termasuk dalam kategori gunung kecil, namun mematikan. Bahkan, para ilmuwan mengkhawatirkan adanya letusan lebih besar yang akan terjadi.

Kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Philvolcs), Renato Solidum mengatakan Taal berukuran sangat kecil namun berbahaya.

Taal didefinisikan sebagai gunung berapi kompleks. Gunung berapi ini tidak hanya memiliki satu lubang angin atau kerucut tetapi beberapa titik erupsi yang telah berubah seiring waktu.

"Gunung berapi Taal adalah gunung berapi bayi yang berada di dalam gunung berapi kaldera, yang jauh lebih besar," kata Profesor Vulkanologi Fisik di Universitas Canterbury, Ben Kennedy di Selandia Baru, dikutip BBC.

Kennedy menambahkan, danau itu juga berpotensi lebih berbahaya lagi karena air dapat berinteraksi dengan magma, membuatnya lebih eksplosif.

Letusan baru ini terjadi di Pulau Volcano, yang berada di dalam Danau Taal, sebuah danau seluas 234 km persegi. Bahkan, danau ini terbentuk akibat letusan masif sebelumnya.

"Jika air sampai ke permukaan lava yang meledak, air akan meletus menjadi uap dan dengan cepat memadatkan lava yang berinteraksi dengannya, menghasilkan abu yang sangat halus yang meledak lebih tinggi ke atmosfer dan dapat bergerak lebih jauh," katanya.

Pulau Volcano sendiri memiliki 47 kawah dan 4 maar (kawah gunung berapi yang terbentuk ketika magma panas bersentuhan dengan air tanah yang dangkal). Hal ini membuat Taal bisa menghasilkan ledakan uap yang hebat. Selain itu, terdapat ventilasi dan titik letusan lain yang berada di bawah Danau Taal.

Karena itu, seluruh Pulau Volcano telah ditandai sebagai zona bahaya permanen oleh Phivolcs. Setidaknya 35 letusan telah dilaporkan dalam beberapa ratus tahun terakhir, laporan terkahir tercatat pada tahun 1977.

Letusan paling hebat terjadi pada tahun 1911 dari kawah utama menyebabkan partikel-partikel batu dan pecahan-pecahan meletus dari gunung berapi. Peristiwa itu menewaskan lebih dari 1.300 orang.

Volkanologis yang berbasis di AS Jess Phoenix mengatakan Taal memiliki sejarah berbagai gaya letusan, sehingga menciptakan ancaman di darat dalam bentuk lava dan di udara yang berbentu abu panas. 

Ada juga risiko tsunami vulkanik, tambahnya, yang dapat dipicu oleh jatuhnya puing-puing setelah letusan menghasilkan gelombang air besar pada danau.

"Salah satu dari jenis ancaman ini akan menjadi bahaya besar bagi orang-orang terdekat," kata Phoenix.

Salah satu alasan utama yang dikhawatirkan adalah lokasi Taal yang amat dekat dengan permukiman warga sekitar.

"Metro Manila berjarak beberapa puluh kilometer jauhnya dengan populasi lebih dari 10 juta, dan ada beberapa kota dalam 30 km yang masing-masing memiliki lebih dari 100.000 orang, tidak termasuk kota-kota kecil di antaranya," kata Kepala Geologi di Universitas Otago, James White.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa lebih dari 450.000 orang diperkirakan tinggal di zona bahaya dalam radius 14 km. Ribuan orang telah dievakuasi tetapi banyak yang masih tertinggal.

Meski ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh gunung berapi di depan mata, masih banyak yang memilih tinggal di dekatnya lantaran berbagai alasan. Salah satunya adalah tanah vulkanik yang subur dapat ditemukan di bagian ini.

Pada Selasa (14/1), Phivolcs mengatakan Taal telah mengeluarkan air mancur lava setinggi 500 meter, yang diaertai oleh gumpalan abu-abu dengan uap kelabu gelap, yang ketinggiannya mencapai sekitar 2 km. Abu tebal juga terus turun di kota-kota terdekat dan total 212 gempa vulkanik telah terjadi sejauh ini.

"Aktivitas seismik tampaknya menunjukkan bahwa ada lebih banyak magma di bawah gunung berapi dan letusan dapat berlanjut. Namun gunung berapi dapat dengan mudah menjadi tenang dan menjadi lebih eksplosif," kata Kennedy.

285

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR