Sleman, Gatra.com - Mengklaim sebagai Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso ternyata tinggal di rumah kontrakan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aparat desa sempat curiga kegiatan Toto, tapi ia berkilah sedang syuting film dan mau jadi Youtuber.
Kontrakan Toto di Padukuhan Berjo Kulon, RT 5/6, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Sleman itu digeledah polisi pada Rabu (15/1), dini hari. Kapolsek Godean, Kompol Paino, mengonfirmasi rumah itu digeledah personel Polda Jawa Tengah. "Iya betul," kata Paino, saat dikonfirmasi.
Kepala Seksi Pemerintahan Desa Sidoluhur, Adi Arya Pradana, menambahkan rumah itu digeledah mulai pukul 01.00 WIB sampai 06.00 WIB, Rabu (15/1). Adi, yang diminta menjadi saksi, melihat beberapa barang di rumah Toto disita polisi, termasuk senapan angin.
"Kurang tahu barang apa saja persisnya. Dibawa di dalam kotak. Ada juga pistol soft gun," ucapnya.
Adi mengungkapkan pengontrak rumah tersebut memang bernama Toto dan sosok yang sama sebagai Raja Keraton Agung Sejagat di Purworejo. Ia juga melihat lambang-lambang di 'keraton' Toto di Purworejo di rumah tersebut. "Simbol-simbol di rumah sama dengan di Purworejo," katanya.
Berdasarkan pantauan Gatra.com di lokasi, Rabu (15/1) siang, rumah kontrakan itu sepi. Di atas pintu rumah itu terdapat bentuk lingkaran hitam dengan ornamen keemasan. Rumah itu memiliki pekarangan luas dan sebuah gazebo.
Adi menyebut Toto mengontrak rumah itu sejak 2018. Menurutnya, Toto pernah mengelola suatu koperasi di bidang tanah. Pemerintah desa pernah mencari tahu mengenai koperasi ini.
"Kami melakukan pendekatan. Kami mencari tahu maksud dan tujuannya. Pernah kami panggil dan mintai keterangan. Ternyata akta pendirian (koperasi) belum disahkan," katanya.
Warga juga sempat curiga karena Toto pernah menggelar kegiatan yang mirip suatu ritual. Namun, ketika didatangi oleh aparat desa bersama Babinsa dan Babinkamtibmas, Toto berkilah. "Alasannya, kegiatan itu syuting film kolosal di angkringan seperti zaman Majapahit," ucap Adi.
Adi menyebut istri Toto, Fanni Aminadia, menambahkan bahwa kegiatan itu untuk kanal Youtube. Akhirnya aparat desa tidak curiga. "Sangat pintar berkata. Saat itu trennya Youtuber, mereka ingin menjadi Youtuber," paparnya.
