Home Ekonomi Pisang Cavendish Dikembangkan Jadi Komoditas Ekspor Andalan

Pisang Cavendish Dikembangkan Jadi Komoditas Ekspor Andalan

Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan ada sejumlah kebijakan jangka pendek yang dilakukan Pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Diantaranya perbaikan iklim usaha melalui pelayanan dan perizinan terintegrasi, yang dikenal sebagai Online Single Submission (OSS).

Selain itu, lanjut Susiwijono, melalui pemberian insentif fiskal bagi industri berorientasi  ekspor, dan pengembangan produk-produk berdaya saing tinggi dan berorientasi ekspor. Bukan hanya produk-produk hasil industri, namun juga produk-produk yang berasal dari sektor lainnya, seperti sektor pertanian.

Menurut Susiwijono, salah satunya yakni pisang Cavendish merupakan komoditas hortikultura yang mempunyai prospek pengembangan yang baik, karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang masih terbuka luas. 

"Saat ini ekspor pisang Cavendish sudah dilakukan ke beberapa negara yaitu ke Cina, Jepang, Korea, dan Timur Tengah, namun permintaan dari negara tersebut masih belum dapat tercukupi karena keterbatasan lahan produksi pisang Cavendish," kata Susiwijono kepada Gatra.com, di Jakarta, Selasa (21/1). 

Susiwijono menyebut, pengembangan komoditas hortikultura berorientasi ekspor akan terus dilakukan di berbagai daerah dengan tujuan peningkatan ekspor dan investasi, serta pemerataan ekonomi melalui kerja sama kemitraan antara pemerintah, swasta dan petani. 

PT Great Giant Pineapple (GGP) selaku offtaker dan perusahaan yang melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dan petani, melalui program Creating Share Value akan melakukan kerja sama kemitraan dengan kelompok tani atas dasar pemberdayaan dan saling menguntungkan kedua belah pihak, untuk melakukan budidaya dan produksi pisang yang berdaya saing dan berkualitas ekspor.  

“Kita mulai terlebih dahulu dengan demplot di beberapa lokasi dengan luasan sekitar 4 Ha agar para petani dapat melihat secara langsung proses dan keberhasilan dari budidaya tanaman ini, kemudian petani dapat bergabung dalam program ini. Petani akan mendapatkan pendampingan mulai dari proses produksi hingga pemasaran, sehingga petani betul-betul mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih baik,” kata Sesmenko.

Program pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor tersebut lanjut Sesmenko merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah untuk mendorong produk lokal yang berdaya saing global. Sesuai dengan target, pemerintah akan terus mengembangkan Kawasan hortikultura berorientasi ekspor di kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Bondowoso dan kabupaten lainnya yang telah berkomitmen.

“Untuk ke depan, saya berharap pola seperti ini dapat terus digulirkan di level nasional, sehingga nantinya akan sangat besar kontribusinya terutama untuk menyelesaikan permasalahan utama ekonomi kita terkait defisit neraca perdagangan. Tentunya diawal pengembangan adalah untuk pasar lokal dulu, dan secara bertahap disiapkan logistiknya agar lebih efisien untuk tujuan utamanya, yaitu mendorong ekspor,” katanya. 

421