Home Politik Pilkada Riau, Parpol Mulai Saling Klaim Kemenangan

Pilkada Riau, Parpol Mulai Saling Klaim Kemenangan

Pekanbaru, Gatra.com - Kendati target kemenangan di Pilkada 2020 sudah diutarakan sejumlah partai politik di Riau. Hal tersebut belum tentu menggambarkan realita di lapangan. 
Kepada Gatra.com, pengamat politik dan hukum tata negara dari Universitas Riau, Mexaxai Indra, mengungkapkan saat ini peta politik di Riau sangat dinamis jelang bergulirnya Pilkada serentak di 9 wilayah pada September 2020.
Indra menyebut, klaim partai politik yang bakal memenangkan suatu wilayah tidak relevan untuk saat ini. Ia menilai faktor ketokohan dan isu-isu strategis di suatu wilayah lebih berpengaruh untuk memenangkan kontestasi dibandingkan hanya mengandalkan aspek partai politik semata. Sebutnya lagi, karakter koalisi yang berbeda antar wilayah juga menjadi faktor berikutnya, yang bakal mempengaruhi tercapai atau tidaknya target kemenangan parpol di Pilkada 2020.
"Karakter koalisi juga berbeda, tidak seragam di masing-masing daerah. Taruhlah di Pilkada Rokan Hulu, Gerindra koalisi dengan Nasdem dan PDI P, apakah di tempat lain juga seperti itu, kan tidak. Jadi politik saling klaim dari masing-masing parpol itu tidak relevan untuk saat ini. Karena yang menentukan itu faktor ketokohan , dan isu-isu yang mengitari di daerah itu," sebutnya, Kamis (23/1). 
Di Riau sendiri, Partai Golkar menargetkan meraup kemenangan 100 persen pada Pilkada 2020. Partai berlambang Pohon Beringin bahkan mengklaim bakal merebut daerah yang dulu pernah dikuasai, sekaligus mempertahankan wilayah yang kini dikuasai. Sedangkan PDI Perjuangan sesumbar menargetkan kemenangan pada 5 dari 9 wilayah yang menggelar pilkada 2020 di Riau.
Adapun 9 daerah yang menggelar hajatan Pilkada adalah Kabupaten Bengkalis,Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kuansing, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai.
 
Peuang Calon Independen
Pria bergelar doktor itu menambahkan, kuatnya pengaruh faktor ketokohan telah membuat pihak kampus berharap munculnya calon independen di perhelatan Pilkada 2020. Hanya saja, hingga saat ini dalam setiap gelaran pilkada belum ada calon independen yang dapat tampil ke gelanggang, apalagi memenangkan pemilu.
"Setidak-tidaknya dengan adanya calon perseorangan dapat mengurangi dominasi partai politik, kemudian masyarakat punya pilihan alternatif dalam pemilihan," tekannya. 
Disinggung mengenai kegagalan yang menerpa calon independen, Mexaxai menyebut hal itu lantaran persoalan ongkos politik di Pilkada. Faktor itu membuat calon independen harus mengandalkan sisi personal (finansial) yang dimiliki.
"Kalau di sisi calon yang diusung parpol, mereka dapat mengandalkan ranting-ranting atau Dewan Pimpinan Cabang untuk melakukan kerja-kerja politik. Kalau perseorangan kan mulai mencari dukungan,mengumpulkan dukungan, ditanggung personal," pungkasnya
288