Home Politik Pengamat Nilai Kualitas Alutsista Dalam Negeri Sudah Baik

Pengamat Nilai Kualitas Alutsista Dalam Negeri Sudah Baik

Jakarta, Gatra.com - Pengamat Pertahanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhammad Haripin mengakui kualitas produksi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dari dalam negeri saat ini dapat dibilang masih berkualitas baik.

Haripin menilai dari sisi kompetitif advantage atau dari sisi keunggulannya, serta inovasi, dan dari hulu BUMN strategis misal dari PT Pindad atau PT DI yang telah memiliki produk bagus dan diapresiasi negara lain. 

"Misal, PT Pindad punya SS2, itu juga sudah bisa membawa TNI AD menjuarai berbagai perlombaan. Dan APC [Armoured Personnel Carrier] seperti Anoa, dan varian barunya juga telah banyak di gunakan di daerah perbatasan. Kalau kita cermati laporan Kemhan [Kementerian Pertahanan] atau Mabes TNI juga sudah kelihatannya cukup baik," kata Haripin saat dihubungi Gatra di Jakarta, Senin (27/1).

Haripin mengatakan bahwa bisnis Alutsista sendiri merupakan sebuah bentuk bisnis teknologi. Dan selama 20 tahun terakhir pasca reformasi 98 dan krisis moneter, kondisi BUMS di Tanah air belum sepenuhnya pulih. 

"Masih membutuhkan banyak modal negara, Penyertaan Modal Negara, subsidi, dan juga perbandingan pasarnya untuk level impor belum teralu tinggi. Jadi, satu sisi kalau kita mau ekspor senjata itu hal yang bukan berarti dilarang, karena di UU Nomor 16 Tahun 2012 juga diatur Industri pertahanan jika kita mau impor boleh, asal ada TOT, asal ada peraturan teknologi dan sebagainya dan juga harus juga ada komponen dalam negeri," kata Haripin.

Menanggapi rencana Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto yang ingin melakukan pengadaan Alutsista dari Perancis, Haripin melihat kesepakatan dengan Perancis masih akan menjadi proses yang tidak panjang.

"Karena kerjasama Perancis ini kan harus lihat juga di bidang apa, menyangkut instrumen apa, dan sebagainya. Untuk hal itu, belum saya lihat ada perkembangan karena sudah cukup lama dengan Perancis ini. Tapi jika lihat kebutuhan Alutsista untuk hal strategis dan juga kemampuan kita sendiri, pada tahun ini atau katakanlah hingga 2024, sulit kalau kita mau memenuhinya sendiri. Itu akan sulit," ujar Haripin.

Haripin mencontohkan saat ini TNI AU sedang merencanakan pembangunan 32 Sattar pada 2024, TNI AL juga ada rencana pengadaan tentang kapal cepat. 

“Harapannya, kan seiring ada impor, tapi BUMS juga bisa kolaborasi dan bisa meningkatkan kapasitas produksi, kemampuan teknologi, dan SDM nya bisa lebih adaptif dan inovatif terhadap perkembangan kedepan," ujarnya.

5296

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR