Home Ekonomi Pengamat Asuransi Menakar Potensi Holding Jiwasraya

Pengamat Asuransi Menakar Potensi Holding Jiwasraya

Jakarta, Gatra.com- Pengamat Asuransi, Hotbonar Sinaga mempertanyakan solusi dari Kementerian BUMN untuk mengatasi sengkarut Jiwasraya. Ia memaparkan, perusahaan asuransi ini sempat mengeluarkan ide Surat Utang Jangka Menengah (Medium Term Note) atau MTN dan surat berharga di awal 2018. Meski hal tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan.

“Siapa yang mau beli kalau ratingnya X atau Z? Kecuali kalau holdingnya jualan, itu mungkin bisa saja laku,”katanya seusai rapat dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Namun, Hotbonar juga masih mempertanyakan upaya holdingisasi yang dicetuskan oleh Kementerian BUMN. Menurutnya, ada dua kemungkinan yang terjadi. Holding untuk meminjam dana atau menjual surat berharga.

“ [Semisal] holding itu meminjam, Jiwasraya [sebagai] anak perusahaan si holding. Nanti [Jiwasraya] minta pinjaman subordinasi dengan tanpa bunga dan tidak boleh ditarik atau dibayar sebelum Jiwasraya sehat,” ujarnya.

Selanjutnya, ia juga mempertanyakan keberadaan Jiwasraya Putra. Sebagai anak Jiwasraya, Jiwasraya Putra bukan menjual surat berharga tetapi menjual asuransi. Meski, ia juga pesimis upaya itu akan berhasil.

“ Asuransi yang [dijual] lewat Pegadaian, Telkomsel, jualan ritel. Baru menghasilkan [dana] triliunan dalam waktu puluhan tahun. Enggak bisa dalam jangka pendek. [Apabila Jiwasraya Putra dijual], itu enggak jelas. Kalau dijual, initial public of range, cikal bakal si induk. Pasti memengaruhi permintaan asuransi jiwa. Pertumbuhan dari 2 digit bisa 1 digit, [dampaknya] satu sampai dua tahun ke depan ,”kata Hotbonar.

84