Home Kesehatan Mortalitas Rendah, Flu Cina Tak Seganas SARS dan MERS

Mortalitas Rendah, Flu Cina Tak Seganas SARS dan MERS

Jakarta, Gatra.com - Virus novel corona yang baru-baru ini mengakibatkan wabah Flu Cina di kota Wuhan, provinsi Hubei, Cina ternyata merupakan satu family dengan SARS dan MERS-CoV yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan akut atau pneumonia.

Meski masih tergolong dalam keluarga besar corona, masing-masing virus ini juga memiliki tingkat bahaya yang berbeda-beda. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr. Adityo Susilo, SpPD, K-PTI, FINASIM mengatakan, angka kematian (mortalitas) karena virus novel corona masih kecil dibandingkan SARS (10%) dan MERS-CoV (30%).

"Kalau SARS ini memiliki peluang yang besar untuk menimbulkan infeksi dengan gejala gangguan pernapasan yang berat. Nah, saat berhadapan dengan kondisi seperti ini akan melibatkan paru-paru dan pada saat terjadi komplikasi paru-paru, tingkat kematiannya akan lebih tinggi karena disfungsi organnya juga akan lebih besar," terangnya saat seminar mengenai virus novel corona di Hotel Ibis Senen, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).

Saat ini, lanjutnya, kasus novel corona masih dipelajari. Data-datanya juga terus dikumpulkan karena masih akan terus berkembang. Diketahui, dari data-data yang ada, gejala virus novel corona yang dilaporkan relatif keluhannya ringan (mild). Hanya beberapa kasus saja dengan kondisi penyakit penyerta atau usia lanjut yang bisa menimbulkan komplikasi sampai ke paru-paru dan akhirnya kematian.

"Makanya, kalau kita dengar, updating terakhir sekitar 5974 kasus terinfeksi yang sudah terkonfirmasi, tetapi yang meninggal bertambah 132 orang. Kalau kita hitung secara kasar crude fatality rate (CFR) atau angka kematian pada periode waktu tertentu malah turun di 2,2%. Padahal, yang tadinya 81 orang meninggal dari 2700 kasus, CFR-nya justru tinggi sekitar 3%," jelas dokter Adit.

Artinya, virus novel Corona memang tidak mematikan, apalagi jika kita memiliki imunitas tubuh yang baik. Namun, masyarakat harus tetap waspada, sebab virus ini mudah menyebar dan mudah menimbulkan angka kesakitan (morbiditas) di orang lain.

"Pada kenyataannya, begitu kita ikuti data-data laporan yang ada, ternyata angka fatalitas atau komplikasi yang terjadi pada virus novel ini tidak sebanyak dan tidak secepat yang terjadi pada SARS. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun sedang mempelajari perbedaan karakteristik genetik dari virus ini yang akhirnya mengakibatkan karakteristik venotipe. Makanya kita tunggu terus perkembangannya," imbuhnya.

463