Home Kebencanaan Jokowi Ingatkan Karhutla Australia Tak Terjadi di Indonesia

Jokowi Ingatkan Karhutla Australia Tak Terjadi di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Presiden Jokowi mengingatkan, agar Kepala Daerah dan TNI/Polri untuk bersiaga menghadapi musim kemarau tahun ini. Terutama, terkait kewaspadaan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Bahkan, sesuai aturan main dan kesepakatan yang telah disepakati, Presiden tidak akan segan untuk mencopot Dandim, Kapolres hingga Pangdam atau Kapolda yang ditemukan wilayahnya terjadi Karhutla yang luas.

"Ini aturan main yang kita buat 2016 lalu. Khusus TNI dan Polri yang wilayah kebakaran hutannya luas hati-hati Kapolda, Kapolres, Panglima, Pangdam, Dandim. Saya tanyakan udah diganti belum," kata Presiden saat memberikan arahan Rakornas Karhutla di Istana Negara, Kamis (6/2).

Eks Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, pertemuan rutin seperti Rakornas menjelang musim kemarau amatlat penting. Sebab, pengalamannya pada tahun 2015 yang menyebabkan luas lahan yang terbakar mencapai 2,4 juta ha menjadi pengalaman pahit.

Baca jugaHujan Bantu Atasi Kebakaran Hutan Australia

"Pengalaman 2015 betul-betul petarungan besar. Baru jadi Presiden berapa bulan, tau-tau kebakaran hutan. Saat itu 2.4 juta ha baik itu lahan gambut dan lahan hutan. 2017 turun menjadi 150 ha. Tapi 2018 naik lagi menjadi 590 ha. 2019 naik lagi 1,5 juta. Ini ada apa lagi. Apa kurang yang dicopot, apa kurang persiapan," ia menegaskan.

Selanjutnya, Presiden mengingatkan kepada para Kapolda dan Pangdam untuk mengingatkan jajaran dibawahnya untuk selalu hati-hati dan waspada. Misalnya, ada satu atau dua titik api harus segera dipadamkan. Sebab, jika sudah besar dan merambah ke lahan gambut ditambah cuaca panas akan sangat sulit sekali dipadamkan.

"Patroli lapangan, ground checking. Agar segera diperintahkan kepada bawahan kita, agar juga melibatkan partisipasi masyarakat. Sehingga kondisi harian kita terpantau setiap hari. Ini bedanya dengan negara lain. Australia, misalnya hanya punya polisi hutan. Kita punya aparat hingga ke bawah," ungkapnya.

"Saya tidak ingin seperti di Rusia 10 juta ha, Brazil 4.5 juta ha, Bolivia 1,8 juta ha, Australia 11 juta ha. Ada 500 juta satwa yang hilang di sana (Australia). Ini yang kita tidak mau kekayaan yang tidak bisa dihitung dengan nilai uang. Karena itu saya ingatkan kembali, kalo ada api satu padamkan. Kita ada Babinsa, Kamtibnas, Kepala Desa. Jangan sampai meluas," tambahnya.

69