Home Ekonomi Inflasi Jateng Rendah, BI: Harga Pangan Masih Terkendali

Inflasi Jateng Rendah, BI: Harga Pangan Masih Terkendali

Semarang, Gatra.com  - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah mencatat pada Januari 2020, inflasi di Jawa Tengah sebesar 0,09 persen. Kondisi itu lebih rendah dibandingkan inflasi yang terjadi pada Desember sebesar 0,45 persen.

Inflasi yang terkendali tersebut telah sejalan dengan perkiraan BI sebelumnya. Dengan perkembangan ini, inflasi tahunan Jawa Tengah mencapai 2,81 persen lebih tinggi dibanding dengan inflasi nasional yang tercatat 2,68 persen.

"Rendahnya inflasi di Jawa Tengah pada bulan pertama tahun 2020 didorong oleh terkendalinya kenaikan harga pangan disertai penurunan harga beberapa kebutuhan sekunder. Kelompok komoditas yang penyumbang terbesar terhadap inflasi Januari 2020 yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatatkan inflasi sebesar 1,64 persen," kata Kepala Grup Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Iss Savitri Hafid, Kamis (6/2).

Pada sisi lain, lanjut dia, dua kelompok inflasi besar lainnya yaitu pendidikan dan transportasi mengalami deflasi masing-masing sebesar 3,78 persen dan 1,12 persen.

"Peningkatan harga pada komoditas yang tergabung dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama terjadi pada jenis bumbu-bumbuan. Komoditas cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih mengalami keterbatasan pasokan sehingga menyumbang inflasi tertinggi dibanding komoditas lainnya. Proses penanaman dengan curah hujan yang minim membuat panen pada Januari 2020 tidak seoptimal tahun-tahun sebelumnya. Belum lagi curah hujan tinggi menyebabkan hasil produksi lebih cepat membusuk," jelasnya.

Selain bumbu-bumbuan, komoditas beras juga mengalami keterbatasan produksi yang disebabkan panen raya belum banyak terjadi pada Januari 2020. Kenaikan inflasi pada komoditas lainnya, yaitu minyak goreng lebih disebabkan kebijakan pelarangan penjualan minyak goreng curah. Mulai Januari 2020, seluruh komoditas minyak goreng diwajibkan untuk menggunakan kemasan yang semakin menambah biaya produksi.

Sementara, kelompok pendidikan menjadi salah satu kelompok penahan laju inflasi pada Januari 2020. Inflasi kelompok pendidikan terpantau sebesar -3,78 persen yang terjadi didorong penurunan harga pada komoditas Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam membebaskan biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) bagi pelajar SMA/SMK negeri yang berlaku sejak Januari 2020.

"Kelompok lainnya yang mengalami penurunan harga yaitu kelompok Transportasi yang mencatatkan inflasi pada Januari 2020 sebesar -1,12. Penurunan harga tidak hanya terjadi pada subkelompok jasa angkutan penumpang, akan tetapi juga terjadi pada subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi," tutur Iis.

Pada subkelompok jasa angkutan penumpang, penurunan harga terjadi pada beberapa tarif angkutan yaitu tarif kereta api (-8,89 persen), tarif angkutan udara (-4,71 persen), tarif kendaraan roda 4 online (-12,24 persen), tarif taksi (-5,98 persen) dan angkutan antar kota (-4,71 persen). Normalisasi permintaan menjadi penyebab utama penyedia jasa angkutan untuk menurunkan harga ke harga sebelum masa liburan akhir tahun. Dari subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi, penurunan harga terjadi pada komoditas bensin dan solar. Penurunan harga pada kedua komoditas tersebut disebabkan penyesuaian harga pada bahan bakar nonsubsidi.

"Meski realisasi inflasi yang relatif rendah di awal tahun, peningkatan harga pangan masih terjadi. Kelangkaan pasokan harus di atasi melalui penggunaan teknologi untuk peningkatan produktivitas disertai kerja sama perdagangan antar daerah. Kunci pengendalian inflasi (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif) harus selalu dilaksanakan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga inflasi Jawa Tengah tahun 2019 tetap berada pada kisaran inflasi 3,0 persen ±1 persen di tahun 2020," tandasnya.

169