Home Ekonomi Kereta Uap Jerman Berusia Satu Abad Siap Dioperasionalkan

Kereta Uap Jerman Berusia Satu Abad Siap Dioperasionalkan

Solo, Gatra.com – PT KAI membawa Lokomotif berusia hampir satu abad dari Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta . Lokomotif yang rencananya menjadi partner bagi kereta uap Jaladara ini didatangkan dari Balai Yasa, Yogyakarta setelah mengalami perbaikan selama kurang lebih satu tahun. ”Kami berangkat dari Lempuyangan pukul 09.25 WIB. Sebelumnya lokomotif ini berada di Balai Yasa dan baru kami keluarkan tadi malam,” ucap Kepala Daop VI PT KAI Eko Purwanto, Kamis (6/2).

Kereta uap ini berjalan dengan lamban. Kereta yang dijalankan tanpa alat bantu dorong ini tiba di Stasiun Purwosari, Solo pada pukul 15.30 WIB. Bahkan dalam perjalanannya kereta uap yang diproduksi tahun 1921 ini harus berhenti beberapa kali agar perjalanannya optimal. ”Tadi berhenti di Klaten untuk mengisi air dan menambah kayu. Di Ceper juga harus didorong,” ucapnya.

Namun pada prinsipnya kereta uap buatan Jerman ini sudah dapat digunakan . PT KAI merestorasi kereta yang dibawa langsung dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) secara mandiri. ”Kalau tahapan pekerjaannya cukup banyak. Kami membentuk tim untuk memperbaiki boiler dan ketel. Sehingga uap yang dihasilkan optimal. Kami juga sudah bawa ke metalurgi dan dinyatakan aman secara tekanan kerja. Dua minggu lalu kami juga sudah coba di Balai Yasa dan sudah beroperasi,” ucapnya.

Suku cadang lokomotif jenis D 14 10 ini juga harus ‘dikanibal’ dengan loko uap lainnya. Ada juga suku cadang yang dipesan secara khusus oleh PT KAI. ”Tapi kami tidak pesan di pabriknya, sebab pabriknya sudah tidak ada. Pemesanan sparepart kami carikan di dalam negeri,” ucapnya.

Kereta uap ini sebelumnya beroperasi di wilayah Jawa Barat. Operasional kereta ini berakhir pada 1958. ”Setelahnya kereta ini berada di TMII. Rencananya kereta ini akan menjadi kereta wisata dan berpartner dengan Jaladara,” ucapnya.

Sementara itu Koordinator Tim Restorasi Kereta Uap, Suharyanto mengatakan tak ada gangguan yang berarti dalam perjalanan membawa kereta uap. Dalam perjalanan dari Stasiun Lempuyangan ke Stasiun Purwosari, Kereta Uap ini membutuhkan 5.000 liter air dan 3-4 meter kubik kayu. Hanya saja ada sedikit kendala saat berada di Stasiun Klaten hingga Ceper, sehingga kereta harus didorong.

”Ada gangguan di gelas duga sebelah kiri itu bocor. Sehingga kita memakai gelas duga yang di sebelah kanan. Gelas duga kan ada dua, di tengah jalan saat di Klaten mendadak meragukan kinerjanya. Sebagai pedoman kami untuk keselamatan, ketel kami putuskan apinya sementara waktu,” ucapnya.

819