Home Internasional Terkena Sentimen Negatif Corona, Pasar Asia Dibuka Anjlok

Terkena Sentimen Negatif Corona, Pasar Asia Dibuka Anjlok

Sidney, Gatra.com - Pasar saham Asia dibuka lemah pada pembukaan perdagangan hari pertamanya, Senin (10/2). Hal itu diakibatkan oleh sentimen negatif yang ditimbulkan oleh virus asal Wuhan, Cina, Strain 2019-nCoV atau yang sering disebut sebagai virus corona baru.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei jatuh 0,82 persen, indeks Shanghai turun 0,54 persen, Indeks Hang Seng melemah 1,14 persen. Lalu Indeks Straits Times turun 1,23 persen. Sementara indeks Kospi terpangkas 1,19 persen. Begitu juga dengan saham Australia yang juga terpangkas sebesar 0,5 persen.

"Pasar menjadi peka terhadap berita-berita utama tentang virus corona. Dalam situasi seperti ini, kami memilih untuk defensif,”kata ekonom ANZ dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters Senin (10/2).

“Pasar akan peka terhadap berita tentang virus corona, karena pabrik dan pelabuhan di China dibuka kembali. Sejauh mana hal itu dapat dicapai akan menunjukkan tingkat gangguan yang sedang berlangsung,”tambah dia.

Sentimen negatif dari virus corona tidak hanya menghantui pasar saham Asia saja. Pada penutupan perdagangan Jumat (7/2) lalu, mayoritas indeks utama Wall Street juga terkoreksi, dimana indeks Dow Jones turun 0,9 persen, indeks S&P 500 turun 0,5 persen, sementara indeks Nasdaq turun 0,5 persen.

Dari sisi mata uang dunia, Euro masih berdiri di tempat yang sama, yakni di level $1,0950 terhadap dolar AS. Begitupun dengan dolar Australia yang juga masih bertahan di level terendahnya, yaitu di posisi $0,6679 terhadap dolar AS.

Sementara untuk dolar AS sendiri, telah tergelincir terhadap yen Jepang, selama dua hari berturut-turut, di level ¥109,61.

Di sisi lain, harga minyak mentah juga terus mengalami kemerosotan sejak 17 Januari lalu, dimana hingga saat ini, harga minyak mentah telah turun hingga 14 persen.

Untuk minyak mentah berjangka Brent turun 52 sen menjadi $53,95 per barel, sementara minyak mentah AS tergelincir 45 sen menjadi $49,87 per barel.

Penurunan itu, disebabkan oleh perkataan Rusia, yang menyatakan bahwa negara itu belum siap berkomitmen untuk mengurangi jumlah produksi, bersama negara-negara OPEC lainnya.

Sementara itu, di tengah merosotnya harga berbagai komoditas, harga emas justru terus mengalami kenaikan. Harga emas berjangka AS bertambah 0,3 persen pada level $1,577,5 per ons. Spot gold mengalami kenaikan yang lebih tinggi lagi, yaitu mencapai level $1.574,4 per ons.

101