Home Gaya Hidup UGM Sikapi Wajah Mahasiswi Islam 'Hilang' di 3 Fakultas

UGM Sikapi Wajah Mahasiswi Islam 'Hilang' di 3 Fakultas

Sleman, Gatra.com – Rektorat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menilai pemburaman wajah mahasiswi di unit kegiatan mahasiswa Islam memancing kontroversi dan polemik yang tidak perlu. Saat ini dekan tiap fakultas diminta memanggil pengurus unit tersebut.

Hal itu bermula saat foto wajah lima pengurus perempuan di unit Jamaah Muslim Geografi (JMG) Fakultas Geografi UGM diburamkan. Padahal foto wajah pengurus laki-laki terpampang jelas.

Foto para pengurus lembaga itu lantas beredar di media sosial dan viral beberapa hari ini. Belakangan, JMG bukan satu-satunya lembaga mahasiswa UGM yang menerapkan praktik tersebut.

Warganet  juga menemukan 'penghilangan' wajah mahasiswi di foto pengurus "Kabinet Terang Bulan" Keluarga Muslim Fakultas Matematika-IPA UGM. Selain itu, ada penggantian foto mahasiswi dengan animasi di unit LDF Kalam Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pembelajaran, dan Kemahasiswaan UGM Djagal Wiseso Marseno menilai hal itu sebagai perbuatan iseng yang tidak perlu tapi memiliki dampak.

“Meski hanya iseng-iseng, aksi itu mengundang polemik, kegaduhan, dan kontroversi. Para pengurus ini tidak menyadari bahwa ini mengancam keterbukaan publik,” ujar Djagal saat dihubungi Gatra.com, Jumat (14/2).

Padahal sesuai aturan, universitas tidak pernah mewajibkan wajah pengurus perempuan di unit kegiatan mahasiswa disamarkan. Universitas malah meminta semua foto pengurus wajib ditampilkan secara terbuka.

Djagal menyatakan keterbukaan ini wajib untuk mengetahui identitas pengurus unit kegiatan mahasiswa. Universitas pun dapat melakukan pendataan. Namun, jika foto pengurus disamarkan, lembaga mahasiswa itu tidak terbuka kepada universitas dan anggotanya.

“Sebagai pengurus, menampilkan wajah kepada publik adalah bentuk keberanian. Jika wajah mereka buramkan, maka ini bisa memancing keramaian yang tidak perlu,” katanya.

Karena itu, sebagai upaya meredam aksi-aksi ini, rektorat UGM telah memerintahkan dekan tiap fakultas tersebut memanggil para pengurus lembaga itu. Hal ini untuk mengklarifikasi tindakan mereka memburamkan wajah perempuan hingga viral di dunia maya.

Menurut Djagal, keputusan rektorat atas tindakan itu akan menunggu laporan lengkap tiap dekan. Pada prinsipnya, UGM mengutamakan keterbukaan tanpa bias gender.

Secara terpisah, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM M. Sulthan Farras menyayangkan tampilan foto pengurus perempuan unit kegiatan mahasiswa Islam yang diburamkan atau diganti animasi. Menurutnya, hal itu bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

“Melihat dari perspektif gender equality, hal ini tidak pas. Karena menghilangkan kesempatan yang sama kepada rekan-rekan perempuan untuk tampil di depan publik,” katanya.

Meski tindakan itu bukan otoritas BEM, Sulthan berharap semua unit mahasiwa di UGM harus memberi ruang yang sama pada perempuan dan laki-laki. BEM UGM menolak diskriminasi terhadap perempuan.

Sulthan meminta Sub Direktorat Pengembangan Karakter Mahasiswa UGM melarang praktik tersebut. Sebab bagaimanapun seharusnya suatu organisasi menghormati perempuan. "Sudah seharusnya suatu organisasi menghormati perempuan," kata dia.

 

4338