Home Gaya Hidup Wiwitan Panen Padi, Implementasi Rasa Syukur dan Kesetaraan

Wiwitan Panen Padi, Implementasi Rasa Syukur dan Kesetaraan

Pati, Gatra.com - Berupaya untuk tetap melestarikan local wisdom peninggalan nenek moyang, sebanyak puluhan masyarakat Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Pati, melangsungkan wiwitan jelang panen padi, Selasa (18/2).
 
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Jambean Kidul, Kamelan mengatakan, wiwitan pada dasarnya adalah tradisi leluhur masyarakat setempat. Dalam budaya ini, status sosial manusia sama karena duduk sama tinggi.
 
"Wiwitan, kami selaku penerus harus melanjutkan karena ini hal yang positif menurut kami," ujarnya, Selasa (18/2).
 
Wiwitan yang dimaknainya tasyarakuran menjelang panen, merupakan bentuk syukur kepada sang pencipta. Mengingat, hasil biji padi yang dihasilkan dari ratusan hektare sawah warga diberikan hasil yang melimpah oleh Tuhan.
 
"Kami bersyukur ketika kami mengelola tanah diberikan kesuburan, juga memiliki arti penting panen diberikan keberhasilan," ungkapnya.
 
Ia menyebut, tradisi ini diawali dengan berkumpulnya para warga di area persawahan. Dilanjutkan dengan memanjatkan tahlil dan berdoa sebagai bentuk syukur atas panen raya. Selepas itu, daun pisang digelar sebagai wadah nasi lengkap dengan lauk.
 
Tanpa memandang strata sosial dan agama, masyarakat duduk bersila melingkari suguhan di hadapan mereka, sembari menyantapnya dengan menggunakan tangan secara langsung.
 
Meski sempat mengalami kerugian ratusan juta rupiah pada 2018 lantaran ratusan hektare sawah di desa tersebut terendam dan gagal panen, tidak menyurutkan niat warga untuk tetap melangsungkan tradisi wiwitan padi.
 
"Untuk tahun ini tidak begitu parah, estimasi dari luasan lahan 250 hektare, kami akan memanen sebanyak 210 hektare. Sementara 40 hektare sisanya terendam banjir," paparnya.
 
Kamelan merinci, satu hektare sawah diperkirakan menghasilkan Rp35.000.000, sehingga dari 40 hektare sawah yang puso kerugian total petani sebesar Rp1.400.000.000.
 
"Akibat dari luapan Sungai Juwana, harusnya sudah panen kalau tidak terendam. Banjir tahunan, setiap musim penghujan luasan yang terdampak cukup banyak, paling dalam itu 75 sentimeter," bebernya.
278