Home Ekonomi Tentang Pabrik Raksasa Serat Rayon Pelalawan

Tentang Pabrik Raksasa Serat Rayon Pelalawan

Pekanbaru, Gatra.com - Indonesia sudah punya pabrik viscose rayon terbesar di Indonesia. Pabrik yang berada di dalam komplek PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Riau ini mampu memproduksi 240 ribu ton serat rayon dalam setahun.

Kemarin, Presiden Jokowi meresmikan fasilitas baru milik Asia Pacific Rayon (APR) yang menghabiskan duit sekitar Rp15 triliun (USD 1,1 miliar) itu.

Jokowi meneken prasasti pabrik dan melepas dua kontainer berisi serat rayon. Kontainer pertama berisi 10.190 ton yang bakal dikirim ke Turki dan kontainer satu lagi berisi 12 ribu ton tujuan Jawa Tengah.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Provinsi Riau Syamsuar, Chairman dan Pendiri RGE Sukanto Tanoto dan Direktur RGE Anderson Tanoto menyaksikan peresmian itu.

Presiden Joko Widodo mengapresiasi investasi APR itu lantaran sangat mendukung pengembangan industri teksil nasional.

"Sekarang kita sudah punya bahan baku sendiri. Jangan sampai industri garmen kita kalah dengan Vietnam. Negara yang cepat akan mengalahkan yang lambat dan kita ingin menjadi negara yang cepat," kata Jokowi.

Di sisi lain, Agus Gumiwang mengatakan, optimalisasi pemakaian bahan baku tekstil yang berasal dari dalam negeri sangat penting mendongkrak kinerja Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia.

Saat ini, Kementerian Perindustrian kata Agus sedang menjalankan sederet langkah untuk terus meningkatkan kinerja industri padat karya itu.

"Untuk menggenjot daya saing industri TPT, banyak hal yang kami pacu. Salah satunya, memudahkan ketersediaan bahan baku di dalam negeri," katanya.

Direktur APR, Basrie Kamba kemudian menyebut, hadirnya APR bisa memberikan dampak positif bagi peluang kerja dan kesempatan usaha untuk bisnis kecil dan menengah di hulu-hilir industri TPT.

"Kami sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas dukungannya melalui peresmian fasilitas baru kami ini," katanya.

Selain Turki, produk APR juga diekspor ke 14 negara lain termasuk pasar tekstil dunia seperti Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Brasil, serta sejumlah negara di Eropa. Tak hanya ekspor, produksi APR juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tekstil dalam negeri.

Puncaknya, kehadiran APR berpotensi menghasilkan devisa hingga USD 131 juta atau sekitar Rp1,77 triliun per tahun dan akan menurunkan ketergantungan bahan baku impor hingga USD 149 juta atau sekitar Rp2,01 triliun pertahun.

 

1309