Home Politik Mendagri Tito: Visi Presiden Antisipasi Bonus Demografi

Mendagri Tito: Visi Presiden Antisipasi Bonus Demografi

Jakarta, Gatra.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan ada 5 visi Presiden Joko Widodo yang berupa pembangunan SDM yang unggul, melanjutkan pembangunan infrastruktur, melakukan penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi atau reformasi birokrasi, serta transformasi ekonomi dari berbasis SDA ke manufaktur dan jasa. 

Semua itu bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Selain itu, untuk mengantisipasi bonus demografi yang akan dihadapi bangsa Indonesia beberapa tahun ke depan. 

“Kalau kita membaca 5 visi Bapak Presiden, sebetulnya tujuannya dua saja. Yang pertama adalah beliau ingin mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5% dengan memperkuat mesin produksi, kemudian untuk mengatisipasi bonus demografi,” kata Tito saat membuka Rakornas Kepala BPSDM Provinsi dan Kepala BKPSDM Kab/Kota Seluruh Indonesia di Auditorium BPSDM Kemendagri, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (24/2).

Tito menjelaskan kondisi dan dinamika global yang menuntut setiap negara untuk survive dan mendominasi negara lain dengan cara non- militer, salah satunya melalui instrumen sosial-budaya dan ekonomi. 

Maka, lanjut Tito, untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, bangsa Indonesia dihadapkan dalam mempersiapkan produksi dan angkatan kerja yang mumpuni.

“Nah ini perang ekonomilah yang utama, instrumen yang paling penting. Dan kalau bicara produksi pasti akan tidak lepas dari angkatan kerja, dan Indonesia memiliki jumlah penduduk nomor 4 terbesar setelah China, India, dan Amerika. Kita bisa menjadi negara yang potensi yang bisa mendominasi, punya angkatan kerja besar, SDA melimpah,” ujarnya.

Mendagri menilai bahwa pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang tinggi tersebut perlu diantisipasi agar tak menjadi bencana demografi. Salah satunya dengan menyiapkan SDM unggul yang terampil agar menjadi bonus demografi yang potensial.

“Kita menghadapi fenomena yang bisa positif, bisa juga negatif. Yang disebut dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga menghasilkan jumlah penduduk angkatan muda yang tinggi yang disebut bonus demografi. Ini akan menjadi peluang untuk kita karena ini bisa menjadi tenaga kerja yang potensial. Pertumbuhan penduduk kita sangat tinggi sekali, tahun ini diperkirakan 263 juta jiwa, ini sekali lagi bisa menjadi potensi untuk memperkuat mesin produksi kita, ekonomi kita,” jelas mantan Kapolri tersebut. 

Tito juga menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi juga perlu ditopang dengan pendidikan dan gizi yang tercukupi agar menghasilkan SDM unggul. Kemendagri terus berupaya meminimalisasi angka stunting di Indonesia. 

“Tetapi di sisi lain kalau seandainya mereka tidak bekerja atau tidak terampil dalam bekerja itu menjadi beban. Bonus demografi bisa menjadi bencana demografi, kalau mereka tidak sehat, stunting, kekerdilan, dikarenakan kurang pasokan gizi di usia dini sejak dalam kandungan,” ujarnya.
 

260

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR