Home Ekonomi Menteri Teten: Koperasi Harus Insaf dari Masa Lalunya

Menteri Teten: Koperasi Harus Insaf dari Masa Lalunya

Sleman, Gatra.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki berharap koperasi dapat insyaf dari kondisi masa lalu. Saat ini koperasi harus berkembang, tak hanya berkutat di usaha simpan pinjam, dan tak menjadi alat politik.

Hal itu dikemukakan Teten kepada Gatra.com usai membuka acara ‘Kolaborasi untuk #KoperasiKeren dan #UMKMNaikKelas: Penyerahan Program Strategis Kementerian Koperasi dan UKM’ di Hotel Grand Tjokro, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (24/2).

“Dulu koperasi identik dengan usaha yang kecil dan tak bisa berkembang, sekarang harus naik kelas dengan produk-produk unggulan, berkembang, melakukan inovasi,” kata Teten.

Koperasi tak bisa hanya mengandalkan praktik simpan pinjam, melainkan juga harus menghasilkan produk dan menyediakan jasa dalam bentuk usahanya. “Apalagi kalau memang kita punya potensi produk unggulan domestik atau nasional yang bisa berkembang. Sayang kalau koperasi tidak ambil alih (peran) ini,” kata dia.

Koperasi juga menghadapi sejumlah masalah, seperti penyelewengan keuangan, kredit macet, bahkan menjadi rentenir. Semua praktik itu cerita kelam koperasi yang harus ditinggalkan.

Kepada Gatra.com, Teten juga membenarkan koperasi mesti meninggalkan dosa masa lalunya sebagai alat politik seperti dialami di masa Orde Baru. “Iya, tak boleh jadi alat politik,” ujarnya.

Saat menjadi pembicara, Teten sebelumnya menyatakan koperasi harus menjadi usaha keren, sementara UMKM harus naik kelas. Koperasi harus insyaf dan meninggalkan kondisi buruknya di masa lalu.

“Semua punya masa lalu asal mau insyaf. Koperasi itu harus menyediakan produk dan jasa, bukan cuma simpan pinjam apalagi pinjam saja,” kata dia disambut tawa sekitar 250 pelaku koperasi dan UMKM di DIY.

Untuk itu, saat ini pemerintah tengah menata ekosistem koperasi dan UMKM. Penataan mulai dari rantai pasok, keringanan biaya logistik, kemudahan pembiayaan , hingga dorongan untuk ekspor.

Apalagi, kata Teten, nilai ekspor UMKM Indonesia relatif kecil jika dibanding dengan negara-negara jiran yakni 14,5% persen dari nilai ekspor. Bandingkan dengan nilai ekspor UMKM Vietnam yang mencapai 17 persen dari total ekspor, Malaysia 20 persen, Thailand 35 persen, Korea Selatan 60 persen, dan Cina 70 persen.

”Agar koperasi dan UMKM naik kelas, pelakunya juga harus mengubah mindset atau cara pandang. Pelaku UMKM juga tak boleh takut ke bank atau takut pajak,” kata dia

Selain Teten, Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Putri Tanjung, juga memberi motivasi untuk para pelaku koperasi dan UMKM. Keduanya dijadwalkan mengunjungi sejumlah koperasi dan UMKM potensial di DIY hari ini.

148