Home Gaya Hidup Katon Bagaskara Tertarik Koplo-kan Lagu-lagunya

Katon Bagaskara Tertarik Koplo-kan Lagu-lagunya

Solo, Gatra.com – Musisi Katon Bagaskara melakukan recycle pada lagu "Dinda Dimana". Lagu yang sempat hits di era 90-an ini akan dinyanyikan kembali dengan nuansa sangat berbeda dengan lagu aslinya. Lagu ini akan dinyanyikan kembali dengan nuansa campursari yang melekat.

Dalam acara Selametan lagu "Dinda Dimana" yang digelar di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, nuansa campursari yang identik dengan jogetan dan senggakan sangat lekat dalam lagu ini. Bahkan, tak sedikit dari tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut yang tak kuat menahan untuk berjoget.

Lagu yang dibuat pada 1993 silam ini pada beberapa bagian liriknya diubah menjadi berbahasa Jawa. Bahkan, pada bagian tengah lagu diubah total menjadi Koplo. Katon menyisipkan beberapa kata senggakan pula dalam lagu ini.

”Kalau di Sobat Ambyar ada senggakan cendol dawet, di Sobat Kangen (sebutan baru bagi penggemar Katon) senggakannya Kopi Ireng,” ucap Katon saat ditemui di Loji Gandrung, Senin (24/2).

Sejak awal dirinya memang sudah memikirkan konsep ini. Bagaimana pun fenomena Didi Kempot menjadi salah satu fenomena yang menginspirasinya untuk me-recycle lagu "Dinda Dimana". Lagu yang sempat hits dengan dua juta copy penjualan ini mengalami proses recycle selama hampir sebulan.

”Sejak awal memang saya sudah memikirkan konsep koplo. Tapi di beberapa bagian sengaja tidak saya ubah, supaya orang tetap tahu historisnya,” ucapnya.

Dirinya berharap, lagu ini bisa hits kembali. Untuk itu Katon memilih mengunggahnya melalui Channel YouTube miliknya. Dirinya mempersilahkan seniman-seniman melakukan cover pada lagu ini. ”Urusan karya cipta biar nanti YouTube ke saya. Kecuali nanti ada yang buat CD, baru ada royalti,” ucapnya.

Dirinya juga memikirkan untuk me-recycle lagu "Cinta Putih" dan "Negeri di Atas Awan" miliknya. Namun Katon akan melihat dulu respons dari masyarakat seperti apa. ”Tidak menutup kemungkinan,” ucapnya.

Bahkan dirinya juga tidak takut jika nantinya image yang sudah dibangun di masyarakat berubah. Sebab dirinya merasa seniman bisa berekspresi dalam bentuk apapun. ”Saya pikir koplo itu enak juga. Tinggal membawakannya seperti apa, cocok atau nggak,”ucapnya.

337