Home Milenial Pekerja Sosial Bisa Jadi Pelopor Perubahan Sosial

Pekerja Sosial Bisa Jadi Pelopor Perubahan Sosial

Jakarta, Gatra.com - Guru besar Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Adi Fahrudin menyatakan, bahwa pekerjaan sosial merupakan katalisator, yaitu profesi yang dapat merekatkan kembali hubungan yang selama ini terpecah.

Hal ini menanggapi peringatan Peringati Hari Pekerja Sosial Sedunia atau World Social Work Day, yang mana FISIP UMJ memperingatinya dengan mengadakan seminar The 2nd International Conference on Social Work (ICSW) dengan tema Social Work: A Catalyst for Change and Social Cohesion in Diverse Society.

"
Hubungan antar manusia yang terlihat pada masyarakat sekarang, menunjukkan gejala yang tidak harmonis, terpecah-pecah. Oleh karena itu, profesi pekerja sosial harus menjadi pelopor dalam menciptakan perubahan sosial yang positif, progresif, yang tidak menimbulkan destruktif. Inilah inti dari International Conference tahun ini," kata Adi saat kepada Wartawan di Jakarta, Sabtu (29/2).

Dilain pihak, Prof Dr. Azlinda Azman dari Universitas Sains Malaysia juga secara umum sepakat dengan fenomena sosial di dunia saat ini. Menurutnya, tantangan profesi pekerja sosial sebagai agen perubahan dalam masyarakat yang berbeda dengan pendekatan dignifikasi.

Hal tersebut dimungkinkan karena pekerja sosial yang kompeten harus memiliki nilai-nilai, keterampilan, dan metode profesional dalam bekerja dengan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

"Filosofi utama dari disiplin kerja sosial adalah menuju meningkatkan fungsi sosial memberdayakan masyarakat untuk membuat atau memenuhi perubahan yang diinginkan mendukung masyarakat dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik," jelas Azlinda.

Terakhir, Dekan FISIP UMJ Dr. Mamun Murod, M.Si menyebutkan bahwa dalam perkembangannya, Muhammadiyah juga masuk pada penyelesaian konflik-konflik di Ki danao, di Thailand, juga mengirimkan misi-misi kemanusiaan ke Rohingya, Nepal, di Palestine, dan juga isu-isu kemanusiaan di tingkat nasional. Termasuk memberikan beasiswa pendidikan bantuan sosial kemanusiaan bagi warga negara yang tidak mampu.

"Harapannya kegiatan ini berkesinbungan dan selalu harus selaras dengan misi yg diusung oleh pendiri Muhammadiyah," pungkasnya.

1184