Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menghadiri dialog kebangsaan dan keagamaan yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kamis (5/3) di Hotel Harris Semarang. Dalam kegiatan tersebut, sebagian besar pesertanya adalah eks narapidana kasus terorisme (napiter).

Dalam forum tersebut, Ganjar mengaku ingin lebih dekat dan tahu isi kepala para eks napiter ketika ingin melakukan sebuah aksi teror. Dia bertanya langsung pada para eks napiter terkait rencana ke depan untuk memberangus terorisme di Indonesia.

"Saya ini gubernur, memimpin rakyat yang beragam. Saya perlu dekat dengan sampeyan, kalian ini kok bisa seperti itu sejarahnya bagimana? Sekarang sudah tobat terus mau apa? Supaya yang pernah sampeyan alami tidak dilakukan orang lain itu bagaimana?” kata Ganjar Pranowo.

Lebih lanjut, Ganjar ingin eks napiter bercerita supaya kesalahan yang pernah dilakukan tidak diulangi masyarakat yang belum melakukan aksi terror. “Budaya kita ini rembugan, ayo bareng-bareng kita rembugan, perbedaan bukan untuk dipertentangkan, dan kami siap bekerja sama.” terangnya.

Ketua FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Jateng, Prof. Dr. Syamsul Maarif mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, pendekatan psikologis, kemanusiaan dari hati ke hati atau yang sering sebut dengan soft power approach seperti bisa menangkal paham-paham radikal-terorisme.

"FKPT Jateng sangat mendukung kegiatan dialog semacam ini, untuk penyadaran dan penyebaran paham-paham moderat dalam beragama dan yang berwawasan kebangsaan” tuturnya.

Direktur deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris menyampaikan, ada dua target dalam kegiatan ini, yaitu untuk membentuk wadah eks-napiter, dan untuk membantu BNPT menanggulangi terorisme dengan pengalaman miliki sebagai mantan napiter.

"Saya juga senang karena Pak Ganjar ini adalah gubernur pertama yang mau hadir tanpa diwakilkan pada kegiatan dialog dengan eks napiter," ungkapnya.